TEMPO Interaktif, Jakarta:Semakin cepat IMF (Internasional Monetary Fund) pergi dari Indonesia semakin baik. Hal ini diungkapkan salah seorang pengusaha sekaligus presiden direktur PT Prinavin Prakarsa, Irman Gusman menanggapi pertanyaan tentang kondisi perekonomian Indonesia dalam acara mimbar akhir pekan dengan tajuk, “Kenapa Sony Pergi dari Sini” di Hotel Peninsula, Jakarta, Sabtu (14/12). Alasannya karena kehadiran IMF tidak membuat bangsa Indoensia menjadi kreatif. “Karena kita diharuskan melaksanakan kebijakan yang mereka rumuskan dan belum tentu cocok diterapkan di negeri ini,” kata Irman. Menurut Irman, IMF adalah lembaga ekonomi kapitalis yang berorientasi pada moneter (uang) dan bukan kesejahteraan. Sedangkan Indonesia masih menganut ekonomi tradisional (sektor real) yang berorientasi pada kesejahteraan. Adanya perbedaan itulah mengapa para pemimpin Indonesia tidak bisa mengatasi masalah sesungguhnya yang terjadi di negara ini. Sektor real yang paling banyak menyedot tenaga kerja di Indonesia seperti pertanian, perkebunan, dan perhutanan yang merupakan leading sektor, misalnya, belum diperhatikan secara maksimal. “Seharusnya kebijakan makro lebih bersahabat sehingga bagaimana tujuan sektor real lebih berjalan,” kata dia. (Diah Candraningrum – Tempo News Room)