Pemerintah Berencana Pangkas Jumlah PNS

Reporter

Editor

Senin, 27 Juni 2011 04:42 WIB

TEMPO/ Nickmatulhuda

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah diminta menyiapkan cetak biru (blue print) yang lengkap dan menyeluruh terkait wacana perampingan jumlah pegawai negeri sipil (PNS). Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Maruarar Sirait, mengatakan kebijakan kepegawaian tak boleh dibahas secara parsial. “Harus dibahas menyeluruh, kemudian direspons lewat kebijakan presiden,” kata Maruarar ketika dihubungi kemarin.

Pernyataan itu disampaikannya menanggapi keinginan Menteri Keuangan Agus Martowardojo melakukan perampingan pegawai. Hal itu mengingat beban anggaran yang terlalu besar untuk menggaji pegawai negeri.

Kementerian Keuangan sendiri telah memulai kebijakan zero growth jumlah pegawai. Selain membatasi rekrutmen baru, Menteri Agus menawarkan pegawai yang memasuki usia 50-55 tahun mengajukan pensiun dini. Pemerintah akan memberikan kompensasi kepada mereka.

Menurut Maruarar, persoalan kepegawaian ini tak bisa dipandang dari sisi anggaran saja, tapi juga menyangkut aspek hukum, politik, dan sosial. “Jika memang disepakati, pemerintah perlu mengamankan proses itu dari segala aspeknya,” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

Anggota Komisi dari Fraksi Partai keadilan Sejahtera Andi Rahmat menilai apa yang dilontarkan Menteri Agus bukanlah hal baru. "Ini sebenarnya sudah sempat dibahas di era Sri Mulyani," kata Andi kemarin.

Menurut dia, pemerintah tak pernah serius melakukan perampingan pegawai. Buktinya, dalam rencana kerja pemerintah pada 2012 disebutkan adanya penambahan 100 ribu pegawai negeri. Rekrutmen pegawai baru itu dilakukan di pusat dan di daerah.

Andi mengaku mendukung usulan Menteri Keuangan. Menurut dia, jumlah pegawai negeri saat ini sudah cukup besar, mencapai 4,7 juta pegawai, membuat Indonesia menjadi negara birokrasi yang boros. "Indonesia ini seperti Cina dan India dengan birokrasi yang besar," katanya.

Dalam APBN 2011, pos belanja pegawai mencapai Rp 180,6 triliun. Pada saat yang sama, alokasi anggaran untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran prioritas infrastruktur hanya Rp 67,4 triliun.

Saat ini, rasio pegawai negeri dengan jumlah penduduk adalah 1:52. Artinya, satu pegawai negeri melayani 52 penduduk. Rasio ini akan ditingkatkan menjadi 1:80. Indonesia perlu mencontoh negara maju, seperti Amerika Serikat yang rasionya 1:70. Mestinya, kata dia, pelayanan publik bisa semakin efisien dengan adanya teknologi.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi E.E. Mangindaan mengatakan pemerintah membenahi formasi penerimaan. “Misalnya tahun ini pensiun 150 ribu, kami hanya membuka pegawai baru 15 ribu,” kata dia.

Selain membuka opsi pensiun dini bagi pegawai negeri, pemerintah akan memperketat rekrutmen pegawai honorer di daerah-daerah. Pemerintah telah menghentikan penerimaan pegawai honorer sejak 2006, tapi sejumlah daerah masih melakukannya.

IQBAL MUHTAROM | FEBRIANA FIRDAUS | MUNAWWAROH | AGUSSUP

PNS

Berita terkait

Kepala Desa Mendapat Uang Pensiun, Pekerjaan Apa Saja yang Mendapat Uang Pensiun Tetap?

1 hari lalu

Kepala Desa Mendapat Uang Pensiun, Pekerjaan Apa Saja yang Mendapat Uang Pensiun Tetap?

UU Desa yang diteken Jokowi menyebutkan kepala desa akan mendapat uang pensiun, Profesi apa lagi yang mendapat uang pensiun tetap?

Baca Selengkapnya

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

3 hari lalu

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

Penyidik KPK menggeledah kantor Sekretariat Jenderal DPR atas kasus dugaan korupsi oleh Sekjen DPR, Indra Iskandar. Ini profil dan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

5 hari lalu

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

KPK berharap ke depannya, paraCPNS baru ini dapat menjaga nama baik lembaga dalam menjalankan tugasnya.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

9 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

10 hari lalu

Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

Berikut perbandingan besar gaji yang diterima Prabowo ketika saat menjadi Menteri Pertahanan dengan Presiden.

Baca Selengkapnya

PUPR, Kemensos dan Kemenhub Rekrut 84 Ribu CASN Tahun Ini, Simak Formasinya

11 hari lalu

PUPR, Kemensos dan Kemenhub Rekrut 84 Ribu CASN Tahun Ini, Simak Formasinya

Jumlah CASN yang direkrut terdiri atas 690 ribu PNS dan 1,6 juta untuk formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Baca Selengkapnya

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

12 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

18 hari lalu

ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

Rekrutmen dosen tetap ITB non PNS sebelumnya pada 2022. Tuntutan perkembangan multikampus serta jumlah mahasiswanya.

Baca Selengkapnya

Dosen UNTAN Diduga Jadi Joki Nilai Mahasiswa S2, Biayanya Rp20-Rp30 Juta

19 hari lalu

Dosen UNTAN Diduga Jadi Joki Nilai Mahasiswa S2, Biayanya Rp20-Rp30 Juta

Sumber Tempo mengungkap jika seorang dosen di Untan diduga menjadi joki nilai mahasiswa program S2 di FISIP. Tarifnya mencapai Rp 30 juta.

Baca Selengkapnya