TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah menggandeng 14 perusahaan untuk menggenjot produksi pertanian. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan salah satu komitmen yang dihasilkan dalam ajang World Economic Forum for East Asia 2011 adalah menggenjot sektor pangan. "Bentuk konkretnya disebut 20-20-20," katanya di Jakarta kemarin.
Maksudnya, meningkatkan produktivitas pertanian 20 persen, menurunkan emisi gas karbon 20 persen, dan mengurangi kemiskinan di daerah pedesaan 20 persen. "Telah disepakati program ini dilaksanakan di Indonesia," kata Hatta.
Perusahaan yang terlibat dalam program ini berencana membangun pabrik di Indonesia dengan tujuan menggenjot produksi di sektor hilir. Mereka adalah Nestle, Sinar Mas, Unilever, Cargill, Dupont, Monsanto, Metro, McKenzie, ADM, Indofood, Swiss RE, Bungee, dan Sygenta.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan program ini akan dilaksanakan mulai 1 Juli mendatang. Adapun peningkatan produksi pertanian ditargetkan tercapai pada 2014. "Ini bukan corporate social responsibility, tapi rantai perdagangan," ujarnya.
Dua di antara 14 perusahaan yang terlibat berencana menanamkan investasi hingga ratusan juta dolar untuk memuluskan program ini. Chief Executive Officer Nestle untuk Indonesia, Arshad Chaudhry, menyatakan Nestle akan menggelontorkan US$ 100 juta untuk membangun pabrik baru di Karawang. Program yang melibatkan perusahaan asal Prancis ini adalah meningkatkan produksi kakao di Sulawesi dan susu di Jawa Tengah.
Adapun Presiden Komisioner PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Franky Widjaja mengatakan Sinar Mas akan mengalokasikan belanja modal US$ 250 juta. Dana ini untuk menggenjot produksi minyak sawit mentah.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan isu pangan menjadi perhatian utama karena menyangkut hidup orang banyak. Untuk mencegah fluktuasi harga pangan, dibutuhkan beberapa langkah, antara lain menjaga stok pangan domestik, transparansi informasi, dan stok pangan. "Kemudian berupaya menaikkan produksi saat menghadapi perubahan iklim," katanya.
l EKA UTAMI APRILIA | ANANDA BADUDU | AGUNG SEDAYU