TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Kehutanan belum perlu turun tangan menanggapi temuan kemasan boneka Barbie berbahan kayu alam hutan Indonesia oleh Greenpeace. “Tak perlu, apalagi baru tuduhan,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, Hadi Daryanto, di Jakarta, Sabtu, 11 Juni 2011.
Menurut Hadi, Kementerian enggan bersikap reaktif atas dugaan tanpa data dan fokus yang jelas. Begitu pula dalam menyikapi klaim Greenpeace, bahwa Asia Pulp & Paper (APP) bertanggung jawab atas penggunaan bahan kayu alam yang disuplai ke Mattel, perusahaan pembuat boneka Barbie.
Benar atau tidaknya tudingan terhadap APP, menurut Hadi, hal tersebut bukan tugas bagi Kementerian untuk menyelidiki, melainkan tergantung pada APP sendiri, mau membuktikan diri benar atau tidak. “Harus dibuktikan oleh perusahaan (APP) bahwa tuduhan salah, bukan oleh Kementerian,” ujarnya.
Kiki Taufik, aktivis Greenpeace bidang Geographical Information Ssytem, membantah klaimnya sekadar dugaan atau tuduhan. Sebab, mereka menemukan bukti forensik berupa hasil uji laboratorium terhadap contoh kemasan Barbie. Sebesar 50 persen dari keseluruhan sampel dinyatakan kayu hutan alam tropis campuran, yaitu serat kayu dari hutan Indonesia.
Jenis kayu yang digunakan adalah ramin, salah satu tipe kayu yang dilindungi dalam Konvensi Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora/CITES).
Indonesia merupakan anggota dalam konvensi ini. Ramin termasuk dalam kategori Appendiks 2, spesies yang tak terancam kepunahan, tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa ada pengaturan. Ia memenuhi klasifikasi kayu alam yang habitatnya unik, yaitu hanya tumbuh di lahan gambut, serta punya kemampuan besar menyimpan karbon.
Kedua, Greenpeace menelusuri fakta bahwa besar penggunaan unsur ramin dalam kotak Barbie siginifikan. Greenpeace menyebut, APP menyuplai bahan ini pada dua pabrik produsen kemasan boneka-boneka Mattel buatan Indonesia, yaitu Sansico dan PT Bukit Muria Jaya.
Sansico yang mampu memproduksi satu juta kemasan per pekan telah menjadi pemasok bagi Mattel selama dua dekade. Sebagian besar produksinya lewat percetakan Sansico, PT Printec II, yang bersebelahan dengan pabrik utama Mattel Indonesia.
Sebelumnya, Selasa, 7 Juni, Greenpeace International melakukan demonstrasi di kantor pusat Mattel di El Segundo, California, Amerika. Lembaga itu meminta perusahaan produsen mainan tersebut berhenti menggunakan bahan baku kemasan yang disuplai oleh APP.
Anak perusahaan PT Sinar Mas Group—konglomerasi taipan Eka Tjipta Widjaja—ini disebut menebang pohon di atas lahan gambut Bukit Tigapuluh, Jambi. Padahal lahan itu juga adalah habitat harimau Sumatra yang jumlahnya semakin berkurang.
ATMI PERTIWI
Berita terkait
Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka
39 hari lalu
KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaSkema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024
14 Februari 2024
Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.
Baca SelengkapnyaAmerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung
24 Januari 2024
Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.
Baca SelengkapnyaRimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat
23 Januari 2024
Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaGuru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak
17 Januari 2024
KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.
Baca SelengkapnyaMenteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim
14 Januari 2024
KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.
Baca SelengkapnyaKLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim
13 Desember 2023
KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaLahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah
26 November 2023
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap
10 November 2023
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.
Baca SelengkapnyaJokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan
18 September 2023
Jokowi akan mengecek langsung satu per satu jika ada yang tidak memperbaiki lahan bekas pertambangannya.
Baca Selengkapnya