Asia Pulp: Pasokan Bahan Baku Kemasan Barbie Sesuai Hukum
Reporter
Editor
Rabu, 8 Juni 2011 13:22 WIB
Pabrik boneka Barbie Indonesia. TEMPO/ Rully Kesuma
TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan kayu Asia Pulp & Paper Group (APP) menegaskan bahwa bahan baku kayu yang diekspor ke sejumlah perusahaan global sudah memenuhi standar hukum Indonesia. Ia pun menganggap bahwa tuduhan aktivis lingkungan hidup Greenpeace bahwa APP telah mengambil bahan baku dari eksploitasi hutan gambut menyesatkan.
"Tuduhan itu tidak beralasan dan tak mendasar," kata Anelia Maria, Head of Stake Stakeholder Engagement, APP Indonesia dalam rilis yang diberikan kepada Tempo di Jakarta, Rabu 8 Juni 2011.
Greenpeace menduga kemasan boneka Barbie berasal dari bahan baku kayu alam Indonesia. Bahan baku tersebut dianggap sebagai hasil produksi Asia Pulp, perusahaan yang diduga merambah hutan di atas lahan gambut. Greenpeace akhirnya mendesak aga Mattel, perusahaan yang memproduksi boneka Barbie, memutus kerjasama dengan Asia Pulp.
Anelia menjelaskan bahwa perusahaannya tidak akan mungkin mengekspor bahan baku yang ilegal karena mereka mematuhi aturan pemerintah. Hal itu terlihat dari wilayah konsensi perusahaan yang memasok bahan baku di bawah naungan Asia Pulp. Mereka melakukan memproduksi kayu olahan di wilayah pengembangan kawasan hutan tanaman industri. "Wilayah produksi kami tidak berada pada hutan konservasi," kata dia.
Ia pun mendesak agar Greenpeace menyampaikan informasi yang bertanggung-jawab kepada masyarakat. Informasi tersebut harus didasari dengan hasil penelitian yang terperinci. "Kami juga ingin melihat hasil penelitiannya," kata dia. "Sebab kami tidak mentolerir peredaran kayu ilegal," ucapnya.
Bustar Maitar, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, mengatakan bahwa informasi yang diberikan lembaganya telah melalui penelitian yang cukup matang. Selain berdasarkan hasil penelitian laboratorium di Amerika, timnya juga telah melakukan investigasi langsung terhadap lokasi produksi kayu Asia Pulp. "Kami tidak bermaksud memberi informasi sesat. Kami ini independen," ucapnya.
12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan
2 hari lalu
12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan
Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.