TEMPO Interaktif, Jakarta - Inflasi inti dinilai tidak lagi pas digunakan sebagai indikator kebijakan moneter. Anggota Dewan Bank Sentral Eropa, Lorenzo Bini Smaghi, mengusulkan untuk menghapus inflasi inti dari indikator tersebut.
Ia beralasan rata-rata harga pangan dan energi tampaknya akan jauh melambung tinggi ketimbang barang-barang hasil produksi atau manufaktur. Dengan demikian, hal itu akan memberi risiko tekanan yang lebih tinggi pada inflasi headline daripada pada inflasi inti.
Ini jika diukur dari tolak ukur inflasi yang paling sering digunakan, yakni volatilitas harga energi dan komoditi pangan. Fenomena ini, menurut Bini, terjadi baik di negara sedang berkembang maupun negara maju.
"Untuk semua bank sentral di seluruh dunia. Ini berarti bahwa inflasi inti tidak lagi pas untuk menjadi indikator bagi kebijakan moneter dan sudah selayaknya ditinggalkan," kata Bini seperti dikutip Reuters.
Bini menambahakan, pertumbuhan yang pesat di negara emerging market telah mendorong peningkatan permintaan atas bahan baku di luar perkiraan. "Tidak samanya kecepatan dalam pasokan ini telah menciptakan perubahan dalam dunia perdagangan," ujar dia.
FEBRIANA FIRDAUS/REUTERS
Berita terkait
Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya
17 Oktober 2023
Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.
Baca SelengkapnyaInflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar
5 Juni 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Mei 2023 mencapai 4,00 persen (year-on-year/yoy) pada Mei 2023.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan
1 Oktober 2022
Berita terpopuler ekonomi dan bisnis Jumat kemarin, dimulai dari tingginya inflasi telah menjadi musuh bersama di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPrediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik
30 September 2022
Indef memperkirakan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen pada September 2022 mencapai 1,45 persen secara bulanan (month to month/mtm).
Baca SelengkapnyaThe Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat
16 Juni 2022
IHSG melambung tinggi di sesi pertama perdagangan hari ini di level 7.120,6.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi
10 Juni 2022
Jokowi menyebut Indonesia masih dapat mengendalikan inflasi
Baca SelengkapnyaRedam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?
22 Mei 2022
Bank Indonesia atau BI harus meredam lonjakan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaKemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global
12 Mei 2022
Iskandar Simorangkir mengatakan pemerintah telah berancang-ancang mencegah dampak badai inflasi.
Baca SelengkapnyaSaran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia
4 Februari 2022
Nauli Desdiani mengimbau pemerintah agar menaikkan stimulus fiskal dalam rangka mencapai target inflasi.
Baca SelengkapnyaMendagri : 21 Kabupaten Belum Bentuk Tim Pengendali Inflasi
22 Januari 2018
21 kabupaten dan kota belum membentuk Tim Pemantauan dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Baca Selengkapnya