TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyetujui niat Badan Pemeriksa Keuangan untuk mengaudit PT Merpati Airlines dan PT Elnusa. "Silakan dilakukan pemeriksaan dan audit mendalam. Transparan supaya rakyat bisa mengikuti," kata Yudhoyono di Jakarta, Rabu, 2 Juni 2011.
Presiden enggan kecurigaan terus berlangsung dalam kasus ini. Apalagi pernyataan sejumlah pihak ikut memperkeruh situasi. "Lelah kita menghadapi goreng-menggoreng politik sementara kita menunggu hasil audit atau pemeriksaan sesungguhnya," tuturnya.
BPK akhirnya akan mengaudit kasus kontroversial di dua perusahaan pelat merah itu. "BPK sedang menyiapkan langkah lebih lanjut," ujar Ketua BPK, Hadi Purnomo, dalam penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2010.
Menurut Hadi, lembaga audit itu ingin tanggap terhadap perkara yang menarik perhatian banyak orang. BPK telah memulai pengumpulan data, namun belum memeriksa kedua perusahaan tersebut. "Belum ada permintaan dari Dewan Perwakilan Rakyat," ujarnya.
Pesawat MA-60 milik Merpati jatuh di Teluk Kaimana, Papua Barat pada 7 Mei lalu. Pesawat itu satu dari 15 pesawat baru yang dipesan dari Xi'an Aircraft Industry Co Ltd, Cina. Sejak awal, pengadaan MA-60 sarat kontroversi karena dugaan penggelembungan biaya. Adapun PT Elnusa Tbk kebobolan dana Rp 111 miliar yang tersimpan di Bank Mega Cabang Jababeka, Bekasi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengizinkan BPK untuk mengklarifikasi kasus tersebut. “Pelajari secara tajam supaya diketahui duduk permasalahan sebenarnya. Apakah ada mark up (penggelembungan) atau pun korupsi," ujarnya.
Sejumlah anggota DPR mendukung langkah BPK mengaudit pengadaan pesawat MA-60. Wakil Ketua Komisi Keuangan Achsanul Kosasih mengatakan proses audit tak perlu menunggu permintaan resmi dari DPR. Audit dapat dilakukan sejalan dengan pembahasan di internal panitia kerja terkait pengadaan MA-60.
Ketua Komisi Badan Usaha Milik Negara, Airlangga Hartarto, mengatakan sebaiknya BPK melakukan audit investigasi pembelian pesawat, bukan audit korporasi. Namun, sebelum mengaudit BPK harus menunggu permintaan dari DPR terlebih dahulu.
Saat ini DPR masih menunggu proses pembahasan internal panitia kerja. Baru kemudian DPR memutuskan akan mengajukan permintaan audit ke BPK. “Prosesnya telah dipaparkan dalam rapat bersama Merpati. Tinggal penyikapan kepentingan yang melatarbelakangi pembelian tersebut,” ujar Airlangga.
BUNGA MANGGIASIH | EVANA DEWI | BOBBY CHANDRA
Berita terkait
Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong
2 hari lalu
Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaHarta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?
33 hari lalu
Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK
37 hari lalu
Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru
40 hari lalu
Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.
Baca SelengkapnyaTerkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022
41 hari lalu
KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya
41 hari lalu
Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,
Baca SelengkapnyaTerkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa
41 hari lalu
Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.
Baca SelengkapnyaPembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK
41 hari lalu
Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Baca SelengkapnyaPUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?
41 hari lalu
Direktur Bina Penataan Bangunan, PUPR, mengatakan pembangunan IKN dilakukan secara gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.
Baca SelengkapnyaKasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor
42 hari lalu
KPK telah melimpahkan berkas perkara tiga pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Papua Barat selaku penerima suap
Baca Selengkapnya