TEMPO Interaktif, Jakarta - Chief Executive Officer PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia Megain Widjaja, mengatakan harga komoditas ekspor akan ditentukan di Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini. "Kementerian Perdagangan telah menggodok perhitungan terhadap penentuan harga tersebut," katanya, kemarin.
Dengan begitu, ia menilai bursa Indonesia akan diuntungkan. Selain Indonesia akan mampu melobi harga sekaligus melakukan transaksi dengan negara importir. “Tentu ini sangat positif.” Salah satu komoditas yang mungkin ditentukan harganya adalah minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO).
Selama ini harga komoditas Asia ditentukan oleh sejumlah negara seperti Belanda (Rotterdam), Amerika Serikat (Chicago, New York) dan Inggris (London). Indonesia sebagai salah satu negara Asia mematok harga komoditas di pasar berjangka sesuai dengan ketentuan dari negara-negara tersebut.
Ketua Umum Dewan Karet Indonesia, Aziz Pane, menyatakan pengusaha nasional selama ini mengalami kerugian, karena harga komoditasnya ditentukan oleh negara lain. Sebagai salah satu produsen komoditas, ia menilai, Indonesia seharusnya sejak dulu bisa mengambil alih perhitungan harga tersebut. "Tapi karena negara ini rasa percaya dirinya rendah. Jadi selama ini sulit," kata dia.
Lebih jauh Megain memperkirakan volume ekspor CPO meningkat tahun ini mengingat tingginya transaksi perdagangan di ICDX untuk komoditas tersebut mencapai 3.000-3.500 lot per hari. Angka itu diyakini meningkat hingga 10 ribu lot per hari.
TRI SUHARMAN
Dengan begitu, ia menilai bursa Indonesia akan diuntungkan. Selain Indonesia akan mampu melobi harga sekaligus melakukan transaksi dengan negara importir. “Tentu ini sangat positif.” Salah satu komoditas yang mungkin ditentukan harganya adalah minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO).
Selama ini harga komoditas Asia ditentukan oleh sejumlah negara seperti Belanda (Rotterdam), Amerika Serikat (Chicago, New York) dan Inggris (London). Indonesia sebagai salah satu negara Asia mematok harga komoditas di pasar berjangka sesuai dengan ketentuan dari negara-negara tersebut.
Ketua Umum Dewan Karet Indonesia, Aziz Pane, menyatakan pengusaha nasional selama ini mengalami kerugian, karena harga komoditasnya ditentukan oleh negara lain. Sebagai salah satu produsen komoditas, ia menilai, Indonesia seharusnya sejak dulu bisa mengambil alih perhitungan harga tersebut. "Tapi karena negara ini rasa percaya dirinya rendah. Jadi selama ini sulit," kata dia.
Lebih jauh Megain memperkirakan volume ekspor CPO meningkat tahun ini mengingat tingginya transaksi perdagangan di ICDX untuk komoditas tersebut mencapai 3.000-3.500 lot per hari. Angka itu diyakini meningkat hingga 10 ribu lot per hari.
TRI SUHARMAN
