Anggito: Tidak Mudah Renegosiasi Dengan Cina

Reporter

Editor

Senin, 2 Mei 2011 20:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ekonom Universitas Gadjah Mada Anggito Abimanyu mengatakan proses renegosiasi perjanjian perdagangan bebas ASEAN-Cina (ACFTA), selain mahal juga tidak mudah untuk dilakukan. Indonesia mesti menawarkan 228 pos tarif sebagai kompensasi pengganti dari pos tarif yang direnegosiasi. Ke-228 pos tarif itu adalah pos tarif yang mengalami kerugian dan kalah bersaing dengan produk-produk Cina.

Selain menawarkan 228 pos tarif sebagai kompensasi kepada Cina, proses renegosiasi ACFTA dengan Cina mesti melalui notifikasi dan persetujuan dengan negara-negara ASEAN yang lainnya. “Indonesia harus mendeclare kepada yang lain bahwa Indonesia mengalami kerugian,” kata Anggito dalam diskusi dengan wartawan di kantor Menko Perekonomian, di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (2/5)

Yang menjadi masalah adalah, kata Anggito, tiga negara ASEAN lainnya, Malaysia, Thailand dan Filipina mengalami perdagangan yang surplus dengan Cina. “Thailand mengatakan untung sekali dengan adanya ACFTA ini,” ujar Anggito.

Anggito mengungkapkan ekspor Malaysia ke Cina meningkat sejak diterapkannya ACFTA. Ekspor Malaysia sebelum ACFTA pada tahun 2007 sebesar 5,6 miliar ringgit atau US$ 1,84 miliar. Angka ini naik menjadi 14,15 miliar ringgit atau setara dengan US$ 4,67 miliar pada tahun 2010.

Demikian pula dengan pertumbuhan ekspor Filipina ke Cina sebesar 265,83 persen melibihi impor yang sebesar 155,80 persen. Sedangkan Thailand, dengan basis produksi pertanian yang besar, sangat memanfaatkan skema perdagangan bebas ACFTA. “Berapa pun produksi Thailand, dimakan oleh China. “ katanya.

Anggito mengatakan defisit perdagangan dengan Cina pada tahun 2010 yang sebesar US$ 5 miliar harus dilihat secara keseluruhan, karena total neraca perdagangan Indonesia justru mengalami surplus. “Impor dari Cina digunakan untuk meningkatkan ekspor ke negara lain,” katanya.

Dia mengungkapkan neraca perdagangan Indonesia pada 2010 lalu mengalami surplus hingga US$ 26 miliar. Walaupun perdagangan dengan Cina defisit, namun secara keseluruhan perdagangan Indonesia masih surplus. “Dengan Amerika Latin, Timur Tengah dan India naik ekspornya,” katanya.

Dengan kondisi seperti itu, sebaiknya Indonesia tetap menjalankan ACFTA sesuai dengan kesepakatan antar menteri perdagangan kedua negara Indonesia dan Cina yang dibuat di Yogyakarta pada awal tahun 2010.

Dalam kesepakatan di Yogyakarta itu, Indonesia dan Cina sepakat untuk melaksanakan ACFTA. Kedua, Apabila terjadi ketidakseimbangan neraca perdagangan maka pihak yang surplus wajib untuk meningkatkan impornya.

Hal lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan memberlakukan intrumen seperti bea masuk anti dumping dan bea masuk anti dumping sementara, bea masuk imbalan, dan bea masuk perlindungan.

IQBAL MUHTAROM

Berita terkait

Hadir di Forum ASEAN, China Sepakati Panduan soal Laut China Selatan hingga Dorong Dialog Perdagangan Bebas Kawasan

14 Juli 2023

Hadir di Forum ASEAN, China Sepakati Panduan soal Laut China Selatan hingga Dorong Dialog Perdagangan Bebas Kawasan

ASEAN dan China sepakati panduan mempercepat perundingan tata perilaku Laut China Selatan dan dorong pembicaraan soal perdagangan bebas kawasan

Baca Selengkapnya

Cina dan ASEAN Dorong Dialog Kawasan Perdagangan Bebas

13 Juli 2023

Cina dan ASEAN Dorong Dialog Kawasan Perdagangan Bebas

Cina dan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mendorong pembicaraan tentang versi ketiga dari perjanjian perdagangan bebas pada pertemuan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Rusia Kemungkinan Sepakati Pakta Perdagangan Bebas dengan Iran, Akhir Tahun

19 Juni 2023

Rusia Kemungkinan Sepakati Pakta Perdagangan Bebas dengan Iran, Akhir Tahun

Meski secara militer kerja sama Rusia dan Iran telah terjalin erat, hubungan ekonomi kedua negara ternyata masih tergolong rendah.

Baca Selengkapnya

Kebijakan Satu Peta Perbaiki Tata Kelola Geospasial

22 Maret 2023

Kebijakan Satu Peta Perbaiki Tata Kelola Geospasial

Satu Peta telah untuk perbaikan tata kelola penerbitan izin dan hak atas tanah.

Baca Selengkapnya

KUR Festival agar Pemuda Semangat Berwirausaha

22 Maret 2023

KUR Festival agar Pemuda Semangat Berwirausaha

Pemerintah berupaya mendorong UMKM untuk mengakses pembiayaan KUR sehingga usahanya cepat naik kelas.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Kawasan ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

16 Maret 2023

Indonesia Dorong Kawasan ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Kawasan ASEAN mempunyai modal cukup mumpuni untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dengan PDB mencapai US$ 3,36 triliun.

Baca Selengkapnya

Pemerintah AS Dukung Kemitraan Indo Pacific Economic Framework

16 Maret 2023

Pemerintah AS Dukung Kemitraan Indo Pacific Economic Framework

Pemerintah Indonesia tetap memiliki harapan besar pada IPEF untuk menghasilkan hal-hal konkret.

Baca Selengkapnya

BPKP Bakal Audit Realisasi Penyaluran KUR

13 Januari 2023

BPKP Bakal Audit Realisasi Penyaluran KUR

BPKP mengaudit pelaksanaan kredit usaha rakyat (KUR). Penyaluran KUR terus meningkat dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Dampingi Jokowi di KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa

15 Desember 2022

Menko Airlangga Dampingi Jokowi di KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa

Jokowi menegaskan kemitraan ASEAN dan Uni Eropa harus didasarkan pada prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan.

Baca Selengkapnya

Peternak Demo di Depan Kantor Airlangga, Mengaku Berdarah-darah karena Harga Ayam Rendah

13 Desember 2022

Peternak Demo di Depan Kantor Airlangga, Mengaku Berdarah-darah karena Harga Ayam Rendah

Peternak mengaku sudah 12 tahun berdarah-darah karena harga ayam rendah. Mereka menyebut tak ada perlindungan dari pemerintah.

Baca Selengkapnya