Petani Dieng Keluhkan Anjloknya Harga Kentang

Reporter

Editor

Jumat, 29 April 2011 15:16 WIB

Petani kentang di Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur, Dieng, Banjarnegara sedang memanen. TEMPO/Aris Andrianto
TEMPO Interaktif, Jakarta - Curah hujan tinggi, penyakit busuk batang dan masuknya kentang impor dari Cina membuat petani kentang Granolla dari Gunung Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah mengalami kerugian. Harga kentang asal Dieng tersebut anjlok.

“Sudah dua minggu ini, harga kentang terus turun,” terang Alif Rahman, 43 tahun, petani kentang dari Desa Banjar Kulon Kecamatan Batur, Dieng, Banjarnegara, Jumat, 29 April 2011.

Alif mengatakan kentang Granolla yang banyak ditanam di Dieng kini harganya turun drastis. Saat ini, harga kentang hanya Rp 5.400 per kilogram. Sebelumnya, kentang yang banyak digunakan di restoran cepat saji itu, harganya bisa mencapai Rp 7 ribu perkilogram.

Sementara, kentang dengan kualitas medium, harganya juga mengalami penurunan dari Rp 5 ribu menjadi Rp 4.500 per kilogram. “Rata-rata per kilogram turun hingga Rp 500 dalam dua minggu ini,” imbuhnya.

Alif mengatakan jatuhnya harga kentang disebabkan makin banyaknya kentang impor dari Cina dan Vietnam. Selain itu, petani kentang dari daerah lain juga sudah mulai melakukan panen.

Ia menambahkan biasanya satu hektare lahan kentang mampu menghasilkan 30 ton. Namun, saat ini, produksi kentang tiap hektarnya turun hingga setengahnya atau 15 ton per hektarnya.

Selain impor, penurunan harga kentang juga disebabkan oleh serangan bakteri phitoptera investan. Bakteri ini membuat batang menjadi layu dan daun kentang menjadi kering.

Serangan bakteri tersebut membuat petani menambah dosis pupuk kimianya. Padahal, pupuk kimia di dataran Dieng sudah sangat tinggi kadarnya.

Petani kentang lainnya, Winardi, 55 tahun, mengatakan penurunan harga kentang sudah dimulai sejak sebulan lalu. “Tapi, baru dua minggu ini yang mengalami penurunan drastis,” katanya.

Ia mengatakan anjloknya harga kentang disebabkan petani kentang dari daerah lain sudah mulai panen raya. Ia menyebutkan petani dari Bromo dan Pemalang sudah mulai panen kentang saat ini.

Menurutnya, harga yang anjlok tentu memengaruhi pendapatan petani. "Jelas pendapatan menjadi turun. Pendapatan mengalami penurunan sampai Rp1.600 per kg. Jadi, kalau dapatnya 1 ton maka pendapatan berkurang hingga 1,6 juta," ujarnya.

Selain itu, hasil panenan juga merosot tajam akibat serangan penyakit layu batang sehingga membuat produksi anjlok. "Kalau biasanya dari lahan garapan 400 meter persegi bisa mendapatkan 1,5 ton, kini hanya memeroleh 4 kuintal. Itu saja banyak yang membusuk," jelas Winardi.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

8 jam lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

5 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

9 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

12 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

14 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

14 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

25 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

36 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

39 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya