Di Bulan Maret Berpeluang Terjadi Deflasi

Reporter

Editor

Kamis, 31 Maret 2011 11:24 WIB

Pasar Induk Kemang, Kota Bogor, Jabar. ANTARA/Jafkhairi
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ditundanya pembatasan bahan bakar minyak (bbm) bersubsidi juga turut menopang stabilnya harga kebutuhan bahan pokok.

Terapresiasinya nilai tukar rupiah dibawah 9 ribu per dolar Amerika Serikat (AS) juga memberikan dampak cukup positif bagi inflasi domestik.

Ekonom dari BNI Securities, Wisnu Wardana mengemukakan, turunnya beberapa harga bahan pokok dibulan Maret ini dibanding bulan sebelumnya menjadi pendorong kemungkinan terjadinya deflasi bulan ini.

Harga cabai merah dibulan Maret turun 18,18 persen menjadi Rp 22.768 per kilogram dari bulan sebelumnya sebesar Rp 27.826 per kilogram. Disusul harga beras juga turun 3,86 persen menjadi Rp 7.050 per kilogram medari bulan lalu Rp 7.333 per kilogram.

Di bulan Maret ini diperkirakan akan terjadi deflasi 0,03 persen (MoM), sedangkan untuk inflasi tahunannya (YoY) sekitar 6,97 persen. “Namun,inflasi inti yang telah naik 0,8 persen dalam dua bulan pertama tahun ini akan memberikan tantangan lebih lanjut bagi regulator moneter,” paparnya.

Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuannya BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,75 persen dan juga merevisi target inflasinya menjadi 6,4 persen dari perkiraan sebelumnya antara 4 persen hingga 6 persen hingga akhir tahun.

Dari survei konsumen yang dilakukan oleh BI, Wisnu melanjutkan, telah menunjukkan tingginya ekspektasi kenaikan harga untuk enam bulan kedepan. Oleh karena itu, kita akan melihat pergerakan harga barang akan sangat berfluktuasi dalam waktu dekat karena tingginya permintaan dan karena ekspektasi pasar yang berlebih.

Faktor lain yang juga dapat mendorong kenaikan harga barang adalah lonjakan harga minyak mentah dunia yang sempat menyentuh hingga US$ 110 per barel baru – baru ini akibat kekhawatiran terganggunya pasokan minyak dunia, terutama ke Eropa karena gejolak politik di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Melonjaknya harga minyak mentah dunia juga turut menyulut harga minyak Indonesia (ICP) rata – rata di bulan Januari menjadi US$ 97 per barel, dan US$ 103 per barel dibulan Februari kemarin. Harga ini jauh melebihi asumsi Anggaran Pedapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 di level US$ 90 per barel.

Departeman Keuangan pada akhirnya akan menghadapi keputusan dilematis baik untuk meningkatkan defisit anggaran atau menaikkan harga bbm bersubsidi. Meskipun pilihan terakhir merupakan kebijakan yang sangat tidak populer di masyarakat.

“Kami melihat bahwa bulan Maret ini tingkat inflasi akan cenderung melambat dibandingkan dengan bulan Februari, bahkan bisa terjadi deflasi,” tuturnya.

Kondisi seperti ini tentunya harus direspon oleh bank sentral dengan mempertahankan suku bungat di tingkat 6,75 persen. Sehingga bisa tetap mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di kwartal kedua tahun 2011.

VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

2 Maret 2024

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT menginisiasi program cetak petani milenial. Mereka diajari tanam cabai hingga bawang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

31 Agustus 2023

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

Jokowi menyebutkan terdapat 15 provinsi dan kabupaten/kota yang laju inflasinya di atas tingkat nasional meskipun sudah di bawah 5 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

1 Agustus 2023

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

1 Agustus 2023

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

Sri Mulyani memperkirakan inflasi dapat tetap terkendali.

Baca Selengkapnya

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

1 Agustus 2023

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

BPS mencatat inflasi tahunan pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

31 Juli 2023

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan inflasi tahunan terus menurun sepanjang paruh kedua 2023.

Baca Selengkapnya

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

30 Juli 2023

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan penyesuaian tarif angkutan pada 29 lintasan penyeberangan di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

3 Juli 2023

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara tahunan atau year on year pada periode Juni 2023 sebesar 3,52 persen.

Baca Selengkapnya

IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda

30 Juni 2023

IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda

Bahlil Lahadalia, menanggapi rekomendasi Dana Moneter Internasional atau IMF yang meminta Indonesia mencabut larangan ekspor mineral mentah, termasuk nikel, secara bertahap.

Baca Selengkapnya