Harga Gabah Tinggi, Pemerintah Tak Akan Naikkan HPP

Reporter

Editor

Rabu, 30 Maret 2011 11:08 WIB

TEMPO/Seto Wardhana.
TEMPO Interaktif, Jakarta - Memasuki musim panen raya padi pada Maret-April ini, harga gabah dan beras di tingkat petani melambung di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Karena itu pemerintah menilai tak perlu menaikkan HPP yang menjadi acuan bagi Perum Bulog untuk melakukan pengadaan beras dalam negeri.

Menteri Pertanian Suswono menilai lonjakan harga gabah dan beras di tingkat petani disebabkan panen padi di berbagai daerah tak serentak. Sehingga kenaikan harga padi atau gabah relatif baik untuk petani.

"Harga pasar masih jauh di atas HPP jadi petani masih nikmati harga baik. Pemerintah tidak perlu naikkan HPP," kata Suswono, hari ini.

Dengan panen padi yang serentak itu, stok tak pernah kosong dan membuat harga stabil. "Prediksi BMKG juga iklim tahun ini mengarah ke kondisi iklim normal," kata Suswono.

Sementara itu, staf ahli Perum Bulog Muhammad Ismeth mengatakan tiap tahun Perseroan melakukan penyerapan dalam negeri 5-9 persen dari jumlah produksi atau sekitar 1,5-3 juta ton beras per tahun. Ia menilai tahun ini stok beras akan cukup aman.

"Stok akan meningkat pada Juni-Juli karena pada bulan itulah puncak pengadaan dalam negeri Bulog," katanya. Di akhir masa panen Maret-April ini setidaknya Bulog harus memiliki cadangan hingga 1 juta ton beras agar stok dianggap aman.

Pada musim panen raya hingga akhir Maret kali ini, sudah separuh produksi padi dihasilkan atau sekitar 18 juta ton beras. Hingga kini, belum ada laporan gagal panen atau puso yang mendorong petani mengajukan biaya penggantian tenaga kerja.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian memang sudah mengatur penggantian biaya tenaga kerja bagi petani yang lahan padinya gagal panen minimal 75 persen. Biaya penggantian tersebut ditentukan dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2011 sebesar Rp 2,6 juta per hektare.

Untuk serangan hama besarnya tidak sampai 1 persen dan jauh di bawah tahun lalu. "Jadi hama kali ini tidak masuk dalam kategori bencana," kata Suswono.

Meski begitu, Kementerian siap mengurus biaya penggantian apabila ada petani yang mengajukan. Sebab, petunjuk teknis sudah disiapkan organisasi yang khusus mengurusi penggantian dari pusat hingga tingkat kecamatan.

Lamanya proses penggantian biaya itu dilakukan tak sampai satu minggu sepanjang verifikasi dinyatakan akurat. Suswono yakin kekhawatiran moral hazard tak akan terjadi sebab pengawasan akan dilakukan secara ketat dan terpantau.

"Begitu ada laporan, langsung dilakukan verifikasi dengan cepat, kemudian uangnya kami langsung transfer supaya tidak ada pemotongan," ucapnya. Tujuan penggantian biaya tenaga kerja bagi petani itu agar petani bisa segera menanam kembali lahannya dan target produksi tak terganggu.

ROSALINA

Berita terkait

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

17 hari lalu

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Khawatir Produksi Padi Februari Anjlok: Ini Menjadi Darurat Pangan

49 hari lalu

Mentan Amran Khawatir Produksi Padi Februari Anjlok: Ini Menjadi Darurat Pangan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman khawatir soal hasil produksi beras sepanjang Juni hingga Oktober 2024. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Panen Maret 2024 Diprediksi Hasilkan 3,4 Juta Ton Beras, Tiga Provinsi di Jawa Pasok Separuh

2 Maret 2024

Panen Maret 2024 Diprediksi Hasilkan 3,4 Juta Ton Beras, Tiga Provinsi di Jawa Pasok Separuh

Berdasarkan survei Kerangka Sampel Area (KSA), 10 provinsi memiliki potensi produksi beras nasional pada panen Maret hingga 3,54 juta ton.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Melonjak, Direktur IDEAS: Pemerintah Terlalu Membesar-besarkan karena El Nino

28 Februari 2024

Harga Beras Melonjak, Direktur IDEAS: Pemerintah Terlalu Membesar-besarkan karena El Nino

Harga beras meroket, pemerintah meyakini satu alasan karena El Nino. Bersebrangan dengan para ahli yang menyatakan dampak El Nino tidak signifikan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Indonesia Sulit Berhenti Impor Beras, Apa Penyebabnya?

3 Januari 2024

Jokowi Sebut Indonesia Sulit Berhenti Impor Beras, Apa Penyebabnya?

Jokowi menyebut keinginan Indonesia untuk tidak impor beras, sangat sulit diwujudkan. Begini penjelasan kepala negara tersebut.

Baca Selengkapnya

Produksi Beras Terus Menurun, IDEAS: Lahan Sawah Hilang 150 Ribu Hektare dalam 3 Tahun

30 Desember 2023

Produksi Beras Terus Menurun, IDEAS: Lahan Sawah Hilang 150 Ribu Hektare dalam 3 Tahun

Salah satu penyebab turunnya produksi beras adalah hilangnya lahan sawah sebagai imbas kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada pertanian.

Baca Selengkapnya

Profil Bendungan Mbay Senilai Rp 1,47 Triliun yang Disebut Jokowi Bakal Turut Dongkrak Produksi Beras

5 Desember 2023

Profil Bendungan Mbay Senilai Rp 1,47 Triliun yang Disebut Jokowi Bakal Turut Dongkrak Produksi Beras

Jokowi optimistis pembangunan Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo, NTT, akan turut mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Baca Selengkapnya

Bapanas Sebut Panen Raya Padi Akan Mundur, Bagaimana Persediaan Stok Beras?

14 November 2023

Bapanas Sebut Panen Raya Padi Akan Mundur, Bagaimana Persediaan Stok Beras?

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memperkirakan panen raya padi mundur menjadi sekitar Mei dan Juni 2024 mendatang. Bagaimana dampak ke stok beras?

Baca Selengkapnya

Amran Sulaiman Targetkan Swasembada Pangan pada 2026: Kejayaan Itu Harus Terwujud

6 November 2023

Amran Sulaiman Targetkan Swasembada Pangan pada 2026: Kejayaan Itu Harus Terwujud

Mentan Amran Sulaiman menyatakan pemerintah menargetkan optimalisasi produksi padi di dalam negeri agar bisa mewujudkan swasembada pangan pada 2026.

Baca Selengkapnya

BPS Ungkap Produksi Beras Indonesia Terus Menurun pada 2021 sampai 2023

6 November 2023

BPS Ungkap Produksi Beras Indonesia Terus Menurun pada 2021 sampai 2023

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan produksi komoditas beras terus menurun.

Baca Selengkapnya