Newmont Dapat Utangan US$ 600 Juta

Reporter

Editor

Selasa, 29 Maret 2011 19:25 WIB

TEMPO/SUPRIYANTHO KHAFID
TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Newmont Nusa Tenggara mendapat pinjaman senilai US$ 600 juta dari tiga bank untuk menutupi kekurangan modal dalam menggarap eksplorasi proyek baru. Dana dari perbankan merupakan bagian dari strategi Newmont untuk menutupi kekurangan dana perusahaan.

Ketiga bank yang berkomitmen memberi pinjaman adalah PT Bank Mandiri, BNP Paribas, dan Bank Sumitomo Mitsui. Selain itu, Newmont akan segera melepas saham ke publik lewat penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Namun Newmont belum menentukan porsi saham yang akan dilepas.

Keputusan melepas saham baru jelas setelah target divestasi usai pada 18 April nanti. Newmont akan memantau kondisi pasar dan mempertimbangkan kebutuhan dana. "Setelah target divestasi saham selesai, langsung persiapan IPO," kata Martiono Hadianto, Presiden Direktur Newmont, di Jakarta, Selasa (29/3).

Saat ini Newmont mengembangkan eksplorasi proyek Elang di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Proyek Elang diprediksi memiliki potensi 18 juta ounce emas dan 18 miliar pound tembaga. Proyek Elang memiliki sebaran lebih besar ketimbang tambang di Batu Hijau, Sumbawa Barat, yang dieksploitasi saat ini.

Divestasi saham Newmont sendiri masih terbelit kisruh. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan tidak memiliki kepentingan dalam pembelian saham divestasi Newmont. Kementerian Energi menyerahkan keputusan pembelian 7 persen saham senilai US$ 271,6 juta kepada Kementerian Keuangan.

Bambang Setiawan, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara, mengatakan Kementerian Energi hanya bertindak sebagai fasilitator dalam pembelian saham. Keputusan membeli atau tidak berada di tangan Kementerian Keuangan. "Kami hanya principal Newmont atas nama pemerintah," ujarnya.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo sebelumnya menjelaskan, dengan membeli saham itu, pemerintah ingin terlibat langsung dalam pengelolaan Newmont agar lebih transparan dan menguntungkan kepentingan nasional. Bahkan pemerintah memastikan Newmont melakukan penawaran umum saham perdana (IPO).

Sesuai dengan kontrak karya, pemegang saham asing Newmont wajib mendivestasikan 51 persen sahamnya yang berjumlah 80 persen itu ke pihak nasional paling akhir Maret 2010. Sebanyak 20 persen sudah dikuasai pihak nasional melalui Pukuafu, sehingga Newmont mesti mendivestasikan 31 persen sisanya.

PT Multi Daerah Bersaing (MDB) sudah menguasai 24 persen saham divestasi dan berniat memiliki 7 persen sisanya. MDB merupakan perusahaan patungan PT Daerah Maju Bersama (DMB) dan PT Multicapital, anak usaha Grup Bakrie. Sementara itu, DMB milik tiga pemerintah daerah: Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat.

Ihwal ancaman pemerintah Sumbawa Barat yang akan menutup tambang di Batu Hijau jika tak diberi hak membeli saham divestasi Newmont, Bambang mengembalikan pada aturan. "Hubungan pemerintah pusat dan daerah seperti ayah dan anak. Daerah itu seperti minta perhatian. Sikapi seperti ayah dengan anak saja," ujarnya.

DWITA ANGGIARIA | BOBBY CHANDRA

Berita terkait

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Turun jadi USD 393,7 Miliar, BI: Pemerintah Bayar Pokok dan Bunga Tepat Waktu

15 November 2023

Utang Luar Negeri RI Turun jadi USD 393,7 Miliar, BI: Pemerintah Bayar Pokok dan Bunga Tepat Waktu

Bank Indonesia mengungkap utang luar negeri Indonesia pada triwulan ketiga 2023 turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

BI: Utang Luar Negeri RI Agustus Turun Menjadi USD 395,1 Miliar

16 Oktober 2023

BI: Utang Luar Negeri RI Agustus Turun Menjadi USD 395,1 Miliar

Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2023 turun dibandingkan dengan Juli 2023. Posisi ULN Indonesia pada akhir Agustus 2023 tercatat sebesar 395,1 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan akhir Juli 2023 yang mencapai 397,1 miliar dolar AS.

Baca Selengkapnya

Mengenal Current Ratio dan Cara Perhitungannya

13 September 2023

Mengenal Current Ratio dan Cara Perhitungannya

Current ratio adalah sebuah alat pengukur kemampuan suatu usaha dalam membayar kewajiban jangka pendek. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Sebut Kondisi BUMN Sehat, Erick Thohir Jelaskan Rumus Rasio Utang

17 Agustus 2023

Sebut Kondisi BUMN Sehat, Erick Thohir Jelaskan Rumus Rasio Utang

Erick Thohir menegaskan bahwa BUMN saat ini dalam kondisi sehat, tercermin dari terus menurunnya rasio utang.

Baca Selengkapnya

Indonesia Lama Menjadi Pasien IMF

21 Oktober 2022

Indonesia Lama Menjadi Pasien IMF

Menurut IMF tindakan yang harus segera didahulukan untuk mengatasi krisis moneter 1998 adalah memecahkan masalah utang swasta luar negeri.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Indonesia pada Agustus Turun Jadi USD 397,4 Miliar

17 Oktober 2022

Utang Luar Negeri Indonesia pada Agustus Turun Jadi USD 397,4 Miliar

Utang luar negeri Indonesia pada akhir bulan sebesar US$ 397,4 miliar, lebih rendah ketimbang posisi Juli lalu yang sebesar US$ 400,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Turun Jadi USD 403 Miliar

15 Agustus 2022

Utang Luar Negeri RI Turun Jadi USD 403 Miliar

Utang Luar Negeri RI pada triwulan II turun dibandingkan dengan posisi ULN pada triwulan sebelumnya sebesar US$ 412,6 miliar.

Baca Selengkapnya

Juni 2022, Utang Pemerintah Rp 7.123 T, Kemenkeu: Rasio dalam Batas Aman

4 Agustus 2022

Juni 2022, Utang Pemerintah Rp 7.123 T, Kemenkeu: Rasio dalam Batas Aman

Utang pemerintah tercatat Rp7.123,6 triliun pada Juni 2022.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Swasta Februari USD 206,3 M, Terbesar dari Jasa Keuangan

15 April 2022

Utang Luar Negeri Swasta Februari USD 206,3 M, Terbesar dari Jasa Keuangan

Bank Indonesia mencatat utang luar neger Indonesia turun dari US$ 413,6 miliar menjadi Rp 416,3 miliar.

Baca Selengkapnya