Sumur Minyak Libya Aman, Harga Minyak Surut

Reporter

Editor

Senin, 28 Maret 2011 15:22 WIB

AP/Sue Ogrocki
TEMPO Interaktif, Sydney—Harga komoditas minyak di pasar Asia Senin (28/3) mulai turun setelah pasukan anti pemerintah Libya kembali menguasai kota penghasil minyak Brega dan Ras Lanuf.

Keberhasilan pihak penentang Moamar Ghadafi merebut Brega dan Ras Lanur mampu meyakinkan pasar bahwa infrastruktur minyak penting Libya sebagian besar masih utuh. Dan ekspor minyak Libya kemungkinan dapat lebih cepat pulih bila rezim Ghadafi tumbang.

Harga minyak mentah jenis sweet crude untuk kontrak bulan Mei dipasar Asia perdagangkan pada level US$ 104,84 per barel, atau turun US$ 0,56 (0,53 persen) dari penutupan Jumat lalu. Sedangkan untuk jenis Brent juga turun US$ 0,69 (0,6 persen) menjadi US$ 114,9 per barel.

“Kami memperkirakan harga minyak masih akan konsolidasi dikisaran US$ 102 – US$ 107 per barel sebelum melanjutkan penguatan lebih lanjut,” ujar Jim Ritterbusch, kepala penasehat perdagangan di Ritterbusch & Associates.
Meskipun pasar terus memonitor kerusuhan di Bahrain, Yaman dan Suriah, namun kekhawatiran terhadap minyak terlihat lebih stabil. Pasukan penguasai Bahrain yang menembaki para demonstrans para hari Sabtu kemarin.

Ritterbusch juga menambahkan, menguatnya indeks Dow Jones industri selama enam hari dalam tujuh hari terakhir mengindikasikan bahwa kenaikan harga minyak belum menjadi penghalang bagi kegiatan ekonomi. Hal ini bukan berarti bahwa pemulihan ekonomi tidak akan akan terpengaruh oleh kenaikan harga minyak.

“Jika minyak gagal melanjutkan kenaikan, namun tetap berada di level tinggi seperti saat ini sudah cukup bisa membuktikan penurunan pertumbuhan ekonomi dinegara – negara barat,” ujar Frederic Neuman, wakil kepala rset ekonomi di HSBC. Lonjakan harga minyak masih akan dianggap sebagai penghambat pemulihan ekonomi, dan mendorong bank – bank sentral harus mengatur kebijakan moneternya.

“Menguatya dolar terhadap euro juga menjadi faktor penurunan harga minyak. Estimasi membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan komentar pejabat bank sentral Philadelphia, Charles Plosser bahwa kebijakan moneter harus segera dinormalisasi dalam waktu yang tidak terlalu lama memberikan sentimen positif bagi dolar AS,” paparnya.

Setelah menguat cukup tajam hingga ke level US$ 1,42 karena ekspektasi akan segera menaikkan suku bunga, mata uang uni Eropa jatuh ke US$ 1,4 karena terbebani kekhawatiran krisis utang Portugal.

Euro siang ini ditransaksikan dilevel US$ 1,4070, atau turun 0,0019 (0,13 persen). Dengan menguatnya dolar membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya sehingga menurunkan permintaan.

Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya sore ini menguat 0,076 poin (0,1 persen) ke level 76,293.

MARKETWATCH/VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

9 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

10 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

10 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya