BI Tidak Khawatirkan Pelepasan Obligasi Rekap

Reporter

Editor

Jumat, 25 Maret 2011 15:37 WIB

Petugas dengan konsumen di outlet penjualan Obligasi Republik Indonesia (ORI) - 005 di gedung BNI 46, Jakarta, Selasa (19/08). BNI diberikan kuota penjualan ORI Seri 005 sebesar Rp 850 miliar yang ditawarkan dari tanggal 19 sampai 29 Agustus 2008. Tempo/Zulkarnain

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia tidak keberatan dengan wacana beberapa bank pelat merah yang akan melakukan tukar guling antara obligasi rekap dan saham. Sementara itu, para bankir lebih memilih untuk menunggu kondisi pasar yang menguntungkan untuk melepas obligasi rekap ini.

"Kalau kita sih oke saja, karena enggak ada ketentuan BI yang dilanggar, selama pemegang saham dan yang diakusisi sepakat, apalagi pemegang sahamnya sama dengan yang keluarin obligasi rekap," ujar Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah pada Tempo lewat pesan pendek, Jum'at (25/3).

Wacana pelepasan obligasi rekap yang bakal dilakukan bank-bank pelat merah semakin santer. Terakhir, Bank BNI mengaku sudah lama menginginkan obligasi rekap bisa dilepas atau ditukar guling lewat saham perusahaan jasa keuangan. Dalam hal ini sekuritas.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo sendiri sudah memberikan lampu hijau atas rencana ini. Meski tetap menyertakan beberapa pra syarat. Yakni terkait jenis obligasi tradable atau non tradable alias bisa diperdagangkan.

Menanggapi hal ini, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi menilai pelepasan obligasi rekap harus dipikirkan secara matang. Ris sendiri mengakui, Bank Mandiri saat ini sedang mengincar satu perusahaan jasa keuangan lagi, setelah bank dan asuransi. Dan peluang untuk menggunakan obligasi rekap itu ada. Meski masih berupa wacana.

Ris melanjutkan, melepas obligasi rekap itu juga butuh penyesuaian dengan peraturan pemerintah. "Kalau obligasi rekap itu kan masalah belinya, tentu kita menyesuaikan dengan pemerintah. Kalau memang diperkenankan tentu kita optimalkan," katanya saat ditemui wartawan di Gedung Plasa Mandiri, Jumat (25/3).

Selain itu, katanya, Bank Mandiri memilih untuk mencermati pasar. "Melepas obligasi rekap itu juga lihat pasarnya berapa, kita enggak bisa nekad nglepasin. Misalnya

98, masak kita mau lepasin. Kalau memang pricenya di atas 100, yah itu baru mungkin bermanfaat," katanya.

Ditemui di tempat terpisah, Direktur Utama Bank BTN Iqbal Lantaro mengaku tidak risau dengan wacana pelepasan obligasi rekap. Sebab, obligasi rekap Bank BTN hanya mencapai Rp 7 triliunan-an. Sedangkan, yang tradable hanya kurang dari Rp 1 Triliun.

"Kita tidak terlalu merisaukan lah. Kalau ada yang mau beli yang kita jual, kalau enggak ya kita pegang. Ini orang kan banyak yang agak bingung, kenapa bingung, karena dulu referensinya kan SBI 3 bulan. Sekarang, SBI 3 bulannya tidak ada, kita pakai surat utang negara, itu logika orang," kata Iqbal saat ditemui wartawan di Menara BTN.

FEBRIANA FIRDAUS

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

32 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya