Harga Minyak Dunia Turun  

Reporter

Editor

Minggu, 20 Maret 2011 07:08 WIB

TEMPO/Wahyu Setiawan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Harga minyak dunia berangsur turun menyusul sikap pemerintah Libya mengumumkan gencatan senjata dengan penentang Qadhafi. Harga minyak mentah jenis Sweet Crude untuk pengiriman April turun 35 sen dolar menjadi US$ 101,07 per barel dari level tertinggi pekan ini US$ 103,66 per barel.
Di London, harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Mei turun 97 sen dolar menjadi US$ 113,93 per barel, turun cukup tajam dari posisi tertingginya di level US$ 117,29.
Penurunan harga tersebut menunjukkan pasar menanggapi positif langkah pemerintah Libya. Dengan gencatan senjata itu, ada kemungkinan rencana negara-negara Barat melancarkan serangan terhadap Qadhafi batal. Bandar minyak dunia khawatir, jika serangan jadi dilakukan, konflik akan berlarut dan merusak fasilitas pengeboran minyak di negara tersebut.
"Tapi ini bukan berarti kita sudah mendekati resolusi di Libya. Hanya status quo antara pendukung dan penentang Qadhafi," kata analis BNP Paribas, Harry Tchilinguirian, seperti dikutip Reuters kemarin. Tidak ada kepastian kapasitas produksi minyak Libya akan kembali seperti sediakala.
Sementara itu, pemimpin Perusahaan Minyak Nasional Libya, Sukri Ghanem, mengatakan pemerintah mempertimbangkan menawarkan kontrak eksplorasi minyak kepada Cina, India, dan negara lain yang “bersahabat” dengan Qadhafi. Libya juga mengundang perusahaan-perusahaan minyak Barat kembali.
Analis Financorfindo, Helen Vincentya, menilai gencatan senjata di Libya bukan penyebab utama penurunan harga. Menurut dia, harga minyak dunia memang telah turun US$ 2-4 per barel pasca-tsunami Jepang. “Libya hanya faktor lain yang ikut memperkuat penurunan itu,” kata Helen ketika dihubungi Tempo kemarin.
Helen mengatakan penurunan harga minyak bakal terus berlanjut. Prediksinya, harga akan berada di level US$ 80-100 per barel dalam setahun ini. Itu artinya, kekhawatiran pembengkakan subsidi bahan bakar minyak di Indonesia akan berkurang.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan kondisi anggaran pendapatan dan belanja negara masih aman meski harga minyak naik hingga US$ 100 per barel. Penguatan nilai tukar rupiah membuat pemerintah bisa sedikit bernapas.
Menurut dia, dalam simulasi anggaran, setiap penguatan nilai tukar rupiah sebesar Rp 100 per US$ 1 akan menghemat anggaran hingga Rp 1,7 triliun. Hingga Maret, nilai tukar rupiah menguat 400 dari asumsi awal 9.200 per dolar AS. “Jika penguatan terus bertahan, anggaran bisa hemat sebesar Rp 6,8 triliun," kata Agus di Jakarta kemarin.
Adapun jika harga minyak mentah Indonesia naik US$ 1 per barel, defisit membengkak Rp 800 miliar, dan defisit Rp 900 miliar untuk penurunan target lifting minyak tiap 5.000 barel per hari. Pemerintah memperkirakan target lifting turun 15 ribu barel per hari menjadi 950 barel, dan ICP rata-rata US$ 86 per barel. Tambahan defisit diperkirakan sebesar Rp 8,4 triliun.

AGUS SUPRIYANTO | ANTON WILLIAM | PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

5 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

12 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

12 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

13 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

13 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya