Ekspor Gula Merah ke Jepang Macet

Reporter

Editor

Selasa, 15 Maret 2011 14:15 WIB

TEMPO/ Budi Purwanto
TEMPO Interaktif, Kediri - Pengusaha gula merah di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kehilangan pesanan dari importir Jepang pasca terjadinya tsunami pada Jumat (11/3). Belum diketahui pasti sampai kapan situasi ini akan kembali normal.

Achmad Rubai, pengusaha gula merah di Desa Slumbung, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, mengatakan aktivitas ekspor ke Jepang mulai tak jelas usai terjadinya gempa bumi yang disusul oleh tsunami yang meluluhlantakkan negeri itu.

Importir Jepang meminta penghentian kiriman gula merah hingga batas waktu yang tidak dapat ditentukan. “Pengiriman berhenti total,” kata Rubai kepada Tempo di Kediri, Selasa (15/3).

Selama ini usaha pembuatan gula merah milik Rubai untuk memenuhi kebutuhan industri di Negeri Sakura. Gula merah yang dikemas dalam karton berbobot 30 kilogram bermerek Kokuta itu diolah sebagai bahan pembuatan sirup, cuka, dan alkohol.

Setiap kilogram gula merah dibanderol dengan harga Rp 7.000 atau Rp 21.000 untuk satu kemasan karton. Dalam situasi normal, Rubai yang mempekerjakan sekitar 28 karyawan, mampu mengirimkan 244,8 ton gula merah dalam enam bulan.

Namun sejak akhir 2010 permintaan dari Jepang terus merosot hingga 122,4 ton. Sebab selain Indonesia, produk tersebut harus bersaing dengan negara lain, seperti Bolivia, Cina, Korea Selatan, Brasil, dan India. “Kini justru berhenti sama sekali,” ujar Rubai.

Untuk menjaga kelangsungan usahanya, Rubai terpaksa mengalihkan produksi untuk kebutuhan lokal. Dibuat dengan kualitas dan kemasan yang lebih rendah, gula merah tersebut dikirim ke sejumlah pedagang di sekitar Kediri.

Hal ini, menurut Rubai, berdampak pada pendapatan karyawan secara langsung. Sebab upah pembuatan gula ekspor lebih tinggi dibandingkan gula lokal. Para pekerja dibayar Rp 26 ribu untuk satu kwintal gula lokal dan Rp 28 ribu untuk satu kuintal gula ekspor.

Pengalihan usaha ke produk lokal itu, kata Rubai, cukup efektif untuk menghindari pemutusan hubungan kerja. Sebab selama ini usaha tersebut bergantung pada kegiatan ekspor yang sudah berjalan selama bertahun-tahun.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

13 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

14 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

15 November 2023

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

26 September 2023

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

11 Januari 2023

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

20 Desember 2022

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.

Baca Selengkapnya

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

17 Oktober 2022

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

15 Juni 2022

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya