Indonesia-Jepang Jajaki Kerjasama Pengurangan Emisi Karbon

Reporter

Editor

Senin, 14 Februari 2011 14:15 WIB

AP/Shizuo Kambayashi

TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Presiden Boediono menyatakan berminat menjalin kerjasama penggunaan teknologi pengurangan emisi karbon secara bilateral dengan Jepang. Hal ini menindaklanjuti tawaran Ketua Keidanren Jepang, Hiromasa Yonekura soal pertukaran teknologi pengurangan emisi karbon dalam industri dan pembangkit listrik.

"Wapres langsung menyambut antusias dan menugaskan Menteri Perindustrian untuk membahas itu," kata juru bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat usai pertemuan Wakil Presiden Boediono dengan delegasi Keidanren Jepang di Kantor Wakil Presiden, Senin (14/2).


Dalam pertemuan ini, Keidanren yang merupakan lembaga semacam Kamar Dagang di Indonesia ini menyatakan minatnya pada sejumlah proyek seperti infrastruktur, pembangkit listrik dan sejumlah industri di Indonesia. Pemerintah menyakinkan bahwa proyek yang telah disepakati akan berjalan sesuai dengan rencana. Boediono, kata Yopie, menyampaikan proyek yang dilaksanakan di Indonesia harus bisa mengutamakan 3 hal, yaitu kecepatan penyelesaian proyek, kehandalan teknologi yang digunakan sehingga sesuai dengan ketentuan lingkungan, dan biaya yang terjangkau maupun sesuai dengan kebutuhan Indonesia.

Yopie mengatakan, Jepang memiliki teknologi yang maju dalam pengurangan emisi karbon yang handal dan ramah lingkungan. Hanya negara maju yang memiliki teknologi ini, seperti Amerika dan negara Eropa. Keidanren telah menyiapkan skema kerjasama Bilateral Offset Carbon Training yaitu kerjasama pertukaran emisi karbon. "Kerjasama ini akan menguntungkan kedua belah pihak," katanya. Yopie mencontohkan, bagi Indonesia bisa mendapatkan alih teknologi dari Jepang yang berdampak pada industri yang efektif dan efisien. Sedangkan, Jepang juga mendapatkan keuntungan bisa memasarkan teknologinya dan mengurangi emesi sebagai kewajibannya antar negara. Jepang sebagai negara industri dan maju sulit mengurangi emisi karbon tanpa kerjasama teknologi dengan negara berkembang.

Indonesia akan memadukan kerjasama teknologi ini dengan jepang ini dengan kesepakatan di Norwegia soal pengurangan emisi karbon. Nantinya, Menteri Perindustrian MS Hidayat akan mengkaji kerjasama teknologi ini dan akan berkoordinasi dengan Kepala Satuan Tugas Kuntoro Mangkusubroto. "Ini akan didetailkan dengan satgas," katanya.

Kerjasama yang akan dibangun kemungkinan berkaitan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Jawa Tengah. PLTU ini memiliki kapasitas 2x1.000 MW. Sehingga, kata Yopie, diperlukan teknologi yang handal dalam pengoperasiannya agar bisa efisien dan sesuai dengan ketentuan batas emisi. Namun, kata Yopie, dengan batas tender yang ditetapkan Maret hingga April.

Proyek PLTU Jawa Tengah sudah mempunyai tujuh calon investor. Nilai proyek pembangkit listrik berkapasitas 2 x 1.000 megawatt tersebut mencapai US$ 3 miliar. Adapun investor yang siap menggarapnya berasal dari Jepang, China, Korea Selatan, dan Inggris. Para investor itu adalah China Shenhua Energy Company, CNTIC-Yudean Consortium, Korean Electric Power Corp, Mitsubishi Corp, Mitsui and Intl Power Plc Consortium, dan Suez Tractable & J-Power Consortium.

Pemerintah, kata Yopie, akan sangat terbuka dalam pembiayaan proyek ini dan pelaksanaan tender. Tidak hanya Jepang, namun semua pihak akan dipersilakan. Soal pembiayaannya ada sejumlah opsi, bisa dibiayai APBN, dengan bantuan dari luar negeri misalnya Jepang, Publik Privat Partnership atau joint venture BUMN dengan perusahaan asing. "Indonesia tidak batasi skim yang penting berorientasi pada kecepatan, biaya dan teknologi," katanya.

Soal proyek lainnya, lanjut Yopie, tidak dibahas secara detail. Namun, Jepang menyatakan komitmennya pada proyek berkaitan dengan konektivitas menjadi prioritas pemerintah. "Teknis proyek per proyek akan dibahas lebih detail di tingkat menteri," katanya. Rencananya, Keidanren akan bertemu dengan Menteri Perindustrian MS Hidayat dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada siang nanti.

EKO ARI WIBOWO

Berita terkait

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

27 hari lalu

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

30 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Hadiri Peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Korea-Indonesia, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

27 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

Bertemu Duta Besar RI untuk Thailand, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia - Thailand

Baca Selengkapnya

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

10 Maret 2023

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

Indonesia dan Inggris telah memiliki forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO)

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

22 Desember 2022

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

Jokowi menyebut dalam pertemuan hari ini, dirinya telah menandatangani tiga MoU atau nota kesepahaman tentang kerja sama.

Baca Selengkapnya

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

6 Juni 2022

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

Kunjungan Anthony Albanese ke Indonesia menjadi pertemuan bilateral pertama bagi pemerintahan Australia yang baru.

Baca Selengkapnya

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

24 November 2021

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

Jokowi menyampaikan terima kasih atas dukungan vaksin Prancis ke Indonesia yang jumlah totalnya akan mencapai 4,8 juta dosis.

Baca Selengkapnya

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

11 Agustus 2021

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

Kementerian Luar Negeri menegaskan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Nigeria telah berjalan baik.

Baca Selengkapnya

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

29 Juli 2021

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

Perusahaan farmasi multinasional AstraZeneca meraup pendapatan US$ 1,2 miliar dari penjualan vaksin Covid-19 sepanjang semester pertama 2021.

Baca Selengkapnya

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

22 Juni 2021

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

Peningkatan kerja sama tersebut antara lain meliputi permintaan bantuan tenaga ahli Singapura untuk pengembangan Innovation Center dan Talent Hub Kemnaker.

Baca Selengkapnya