Pengamat : Konverter Gas Sulit Direalisasikan

Reporter

Editor

Senin, 24 Januari 2011 17:51 WIB

TEMPO/Subekti
TEMPO Interaktif, Jakarta -Deputi Direktur Reforminer Institut, Khomaidi, menyatakan bahwa anjuran pemerintah untuk menggunakan bahan bakar gas sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan masih sulit untuk direalisasikan. "Infrastruktur belum ada, Stasiun Pengisian belum ada, baru di Jakarta saja, pasokan juga belum jelas," ujar Khomaidi, Senin (24/01).

Sebelum menggiring masyarakat menggunakan bahan bakar gas, pemerintah semestinya mempersiapkan segala infratsruktur yang dibutuhkan untuk menopang pasokan gas bagi sektor transportasi tersebut. Walaupun pemerintah menjamin pasokan gas untuk tarnsportasi melalui peraturan resmi, hal tersebut tetap dinilai tidak mampu menjamin alokasi gas yang sebenarnya bagi penyediaan bahan bakar gas. "Kenyataannya banyak yang defisit. kita lihat di neraca gas nasional masih banyak yg defisit," katanya.

Khomaidi mengakui bahwa sebenarnya anjuran pemerintah untuk menggunakan gas sebagai bahan bakar pengganti adalah usulan yang bagus. Sebabnya menggunakan bahan bakar gas bagi masyarakat jauh lebih murah ketimbang menggunakan bahan bakar minyak untuk kendaraan mereka.

Untuk permulaan, memang akan terasa mahal bagi para pengguna kendaraan karena harus membeli konverter senilai Rp 10 juta terlebih dahulu agar bisa beralih ke bahan bakar gas. Namun, pembelian konverter tersebut nilainya akan sama dengan penghematan selama 1,5 tahun dibandingkan dengan menggunakan BBM.

Indonesia termasuk sebagai negara yang cukup terlambat untuk sosialisasi dan kesiapan penggunaan gas sebagai bahan bakar kendaraan."Argentina saja penggunaan LGV sudah 60 persen," katanya. Khomaidi bahkan menyarankan pemerintah agar memberikan subsidi bagi masyarakat sebagai permulaan agar program pengalihan bahan bakar gas tersebut bisa berjalan lebih cepat dan sesuai dengan target pemerintah.

Media Manager PT Pertamina (persero), Wianda Pusponegoro menyatakan bahwa sebenarnya pihak pertamina telah menyediakan bahan bakar gas jenis LGV sejak tahun 2008 lalu."Sehingga ini bukan produk baru tapi sudah jadi alternatif bahan bakar sejak 2008 lalu," ujar Wianda.

Pertamina menjual produk LGV (Liquified Gas for Vehicles) dengan nama Vgas. "Ada di 8 SPBU. Diantaranya SPBU Pertamina di Jl Abdul Muis dan Jl Kuningan Raya. Harganya Rp 3.600 Liter Setara Premium (LSP). Stok juga dalam kondisi yang cukup,” katanya.

GUSTIDHA BUDIARTIE

Berita terkait

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

24 November 2020

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengingatkan agar pemerintah tidak menerapkan penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.

Baca Selengkapnya

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

30 September 2020

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

Hal paling sering dijumpai ketika mobil diisi dengan bahan bakar RON rendah (misalnya RON 88), mesin akan knocking atau mengelitik.

Baca Selengkapnya

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

26 Maret 2020

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

Pertamina mencatat terjadi penurunan konsumsi BBM terkait kebijakan work from home.

Baca Selengkapnya

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

19 November 2019

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

Warga Iran turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak hingga 50 persen dan membatasi pembeliannya.

Baca Selengkapnya

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

25 September 2019

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

Shell, perusahaan energi Internasional resmi menunjuk Waqar Siddiqui sebagai Direktur Retail Shell Indonesia yang baru

Baca Selengkapnya

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

20 Agustus 2019

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

Dari pemeriksaan diketahui nakhoda bahwa kapal mendapatkan BBM sebanyak 300 ton dari kapal tanker di Palembang tanpa dokumen yang sah.

Baca Selengkapnya

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

27 Juni 2019

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

Realisasi konsumsi solar sampai dengan April 2019 telah mencapai sebesar 5,07 juta kl atau setara dengan 35 persen pagu.

Baca Selengkapnya

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

5 Juli 2018

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

Konsumen Pertamax diyakini tak akan balik lagi mengkonsumsi premium.

Baca Selengkapnya

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

2 Juli 2018

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

Sementara itu, BBM jenis gasoil (solar) terjadi penurunan pendistribusian.

Baca Selengkapnya

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

10 November 2017

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

Demi mendukung program BBM satu harga, AKR akan membangun 7 SPBKB di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

Baca Selengkapnya