TEMPO Interaktif, Jakarta - Kuota impor gula mentah (raw sugar) untuk industri gula rafinasi akan diberikan sekaligus pada awal tahun. "Agar perusahaan bisa merencanakan dengan baik untuk pembelian gula," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh, di Jakarta, Kamis (20/1).
Sebelumnya, izin impor raw sugar diberikan secara bertahap, tiga bulan sekali. "Alokasi kuota impor yang diberikan belakangan, menyulitkan pengusaha. Bisa tiba-tiba susah dapatkan gula atau harga naik," ujarnya.
Dengan demikian, pengusaha bisa lebih leluasa melakukan kontrak pembelian raw sugar. "Jadi, nanti perusahaan bisa melakukan hedging (lindung nilai)," kata dia. Sehingga, jika ada lonjakan harga gula, tidak mengganggu kegiatan impor.
Tahun ini, kuota impor raw sugar yang diberikan kepada industri gula rafinasi lebih tinggi dari tahun lalu. "Kuota impor raw sugar tahun ini sebesar 2,425 juta ton, lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya 2,31 juta ton," kata Direktur Industri Makanan Kementerian Perindustrian Faiz Ahmad.
Menurut Faiz, kenaikan jumlah kuota impor sudah sesuai roadmap industri makanan dan minuman yang membutuhkan gula rafinasi. "Industri makanan dan minuman akan tumbuh 5 persen setahun," ujarnya. Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) sebelumnya memprediksi pertumbuhan industri makanan dan minuman sebesar 5 persen.
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
16 Oktober 2023
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
Badan Pangan Nasional mengatakan salah satu penyebabnya adalah realisasi impor gula yang rendah. Berdasarkan catatan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, tutur Arief, realisasi impor gula saat ini hanya 26 persen.