Hatta Rajasa Keukeuh Taksi Boleh Pakai Premium

Reporter

Editor

Rabu, 22 Desember 2010 11:07 WIB

Taksi. TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah rupanya belum satu suara soal pembatasan subsidi bahan bakar minyak bersubsidi bagi taksi. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengisyaratkan tetap akan memberikan subsidi bagi taksi. "Lihat pelatnya," ujar Hatta di kantornya, Rabu (22/12).

Menurut Hatta, pemerintah berketetapan untuk membatasi konsumsi BBM bersubsidi hanya pada kendaraan pelat hitam kecuali roda dua dan nelayan. Taksi, termasuk ke dalam kelompok yang dikecualikan karena merupakan kendaraan umum yang berpelat kuning. Adapun mengenai taksi mewah yang dioperasikan beberapa perusahaan, tetap bisa mengkonsumsi BBM bersubsidi. "Pelatnya kuning, kan?" kata dia.

Kemarin,Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh mengatakan untuk armada taksi yang tergolong mewah, pemerintah telah membebankan pajak yang tinggi. Meskipun demikian, pemerintah tetap mengkaji apakah pajak tinggi tersebut sebanding dengan subsidi yang diberikan. Jika subsidinya lebih besar, ada beberapa pilihan yang bisa menjadi pertimbangan, yakni pajak kendaraan dikecualikan dari subsidi, dan pajak mobil mewahnya dinaikkan.

Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Evita Herawati Legowo, nantinya pemakaian BBM bersubsidi untuk semua jenis kendaraan umum akan dibatasi, termasuk taksi. “Semuanya nanti ada kuotanya,” kata Evita.

Berdasarkan perhitungan Pertamina, pemakaian BBM bersubsidi untuk taksi mencapai 300 kiloliter sebulan (setara dengan Rp 1,35 triliun) dengan asumsi jumlah taksi 10 ribu unit dan konsumsi harian per mobil 30 liter. Juru bicara Pertamina, Mochamad Harun, mengatakan angka ini membengkak jika taksi yang beroperasi ternyata lebih banyak.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi mengatakan, taksi tidak layak mengkonsumsi BBM bersubsidi meskipun termasuk pelat kuning (angkutan umum). Dari sisi sosial-ekonomi, pengguna dan pengusaha taksi tidak tergolong masyarakat ekonomi lemah. “Masak, taksi sekelas Alphard diberi subsidi,” katanya.

Anggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas, Adi Subagyo, juga menilai taksi mewah sebenarnya tidak layak mendapat BBM bersubsidi dilihat dari sisi performa dan jenis kendaraan. Mercedes Benz dan Toyota Alphard (Express Taxi), misalnya, butuh bahan bakar berkadar oktan tinggi.

ANTON WILLIAM

Berita terkait

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

24 November 2020

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengingatkan agar pemerintah tidak menerapkan penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.

Baca Selengkapnya

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

30 September 2020

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

Hal paling sering dijumpai ketika mobil diisi dengan bahan bakar RON rendah (misalnya RON 88), mesin akan knocking atau mengelitik.

Baca Selengkapnya

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

26 Maret 2020

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

Pertamina mencatat terjadi penurunan konsumsi BBM terkait kebijakan work from home.

Baca Selengkapnya

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

19 November 2019

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

Warga Iran turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak hingga 50 persen dan membatasi pembeliannya.

Baca Selengkapnya

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

25 September 2019

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

Shell, perusahaan energi Internasional resmi menunjuk Waqar Siddiqui sebagai Direktur Retail Shell Indonesia yang baru

Baca Selengkapnya

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

20 Agustus 2019

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

Dari pemeriksaan diketahui nakhoda bahwa kapal mendapatkan BBM sebanyak 300 ton dari kapal tanker di Palembang tanpa dokumen yang sah.

Baca Selengkapnya

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

27 Juni 2019

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

Realisasi konsumsi solar sampai dengan April 2019 telah mencapai sebesar 5,07 juta kl atau setara dengan 35 persen pagu.

Baca Selengkapnya

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

5 Juli 2018

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

Konsumen Pertamax diyakini tak akan balik lagi mengkonsumsi premium.

Baca Selengkapnya

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

2 Juli 2018

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

Sementara itu, BBM jenis gasoil (solar) terjadi penurunan pendistribusian.

Baca Selengkapnya

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

10 November 2017

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

Demi mendukung program BBM satu harga, AKR akan membangun 7 SPBKB di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

Baca Selengkapnya