BPK Ikut Awasi Pembatasan Bahan Bakar

Reporter

Editor

Jumat, 17 Desember 2010 18:24 WIB

ANTARA/Prasetyo Utomo
TEMPO Interaktif, Jakarta -Badan Pemeriksa Keuangan akan mengawasi penghematan bahan bakar minyak bersubsidi. Anggota BPK Ali Masykur Musa mengatakan pengawasan akan difokuskan pada penghematan anggaran dan monitoring dari pelaksanaan pembatasan BBM bersubsidi. "BPK akan fokus pada dua hal itu," kata Ali di gedung BPK, Jakarta, Jumat (17/12)

Sisa anggaran dari penghematan BBM bersubsidi itu digunakan untuk apa dan harus mempunyai dasar hukum yang kuat. Yang kedua, kata Ali, adalah melakukan monitoring yang tepat, sehingga tidak terjadi distorsi, seperti kebijakan pemberian BBM bersubsidi kepada sepeda roda dua, dan juga kendaraan umum. "Monitoring ini hal yang penting," katanya.

Ali mengatakan landasan BPK adalah UU APBN yang menyebutkan kuota BBM bersubsid 38,5 juta kiloliter. "Itu yang dipegang BPK, adapun urusan pemerintaha adalah melakukan pengaturan subsidi," katanya.

Bila ada alokasi yang berubah, penghematan anggaran dipindahkan untuk membiyai infrastruktur dan transportasi publik, itu harus melalui sistem hukum yang benar."Yaitu lewat APBN Perubahan," katanya.

Adapun monitoring diakukan agar tidak terjadi distorsi dalam pelaksanaan pembatasan BBM. BPH migas, kata dia harus membuat sistem monitoring yang bagus, sehingga jangan sampai ada yang memperdagangkan BBM bersubsidi tersebut. "Kita akan kawal ketat disitu," katanya.

IQBAL MUHTAROM

Berita terkait

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

24 November 2020

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengingatkan agar pemerintah tidak menerapkan penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.

Baca Selengkapnya

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

30 September 2020

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

Hal paling sering dijumpai ketika mobil diisi dengan bahan bakar RON rendah (misalnya RON 88), mesin akan knocking atau mengelitik.

Baca Selengkapnya

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

26 Maret 2020

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

Pertamina mencatat terjadi penurunan konsumsi BBM terkait kebijakan work from home.

Baca Selengkapnya

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

19 November 2019

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

Warga Iran turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak hingga 50 persen dan membatasi pembeliannya.

Baca Selengkapnya

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

25 September 2019

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

Shell, perusahaan energi Internasional resmi menunjuk Waqar Siddiqui sebagai Direktur Retail Shell Indonesia yang baru

Baca Selengkapnya

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

20 Agustus 2019

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

Dari pemeriksaan diketahui nakhoda bahwa kapal mendapatkan BBM sebanyak 300 ton dari kapal tanker di Palembang tanpa dokumen yang sah.

Baca Selengkapnya

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

27 Juni 2019

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

Realisasi konsumsi solar sampai dengan April 2019 telah mencapai sebesar 5,07 juta kl atau setara dengan 35 persen pagu.

Baca Selengkapnya

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

5 Juli 2018

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

Konsumen Pertamax diyakini tak akan balik lagi mengkonsumsi premium.

Baca Selengkapnya

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

2 Juli 2018

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

Sementara itu, BBM jenis gasoil (solar) terjadi penurunan pendistribusian.

Baca Selengkapnya

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

10 November 2017

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

Demi mendukung program BBM satu harga, AKR akan membangun 7 SPBKB di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

Baca Selengkapnya