Pembicaraan Awal Inalum Ditunda

Reporter

Editor

Kamis, 4 November 2010 20:53 WIB

MS Hidayat. TEMPO/Dinul Mubarok
TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Perindustrian MS Hidayat menunda pembicaraan awal kerja sama proyek PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dengan Jepang, yang sedianya berlangsung hari ini. "Saya menunggu Keppres (Keputusan Presiden) yang resmi soal penunjukan tim perunding," kata Hidayat di Jakarta, Kamis (4/11).

Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah meminta agar Menteri Perindustrian memimpin tim perunding terkait status kontrak Inalum. Tapi, menurut Hidayat, sampai saat ini siapa yang akan menjadi nakhoda tim perunding belum diputuskan secara resmi.

Bahkan, pada Selasa lalu, Hidayat mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar dan Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjadi ketua tim negosiasi, selain dirinya. Usulan ini bukan berarti Hidayat berniat mundur sebagai ketua tim.

Namun kedua calon yang diusulkan tersebut juga dianggap mampu memimpin jalannya perundingan. Apalagi ketua tim perunding hingga kini belum diputuskan melalui keputusan presiden, sehingga masih terbuka kemungkinan pemerintah menunjuk ketua tim yang lain.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan belum ada negosiasi dalam pertemuan Indonesia-Jepang terkait Inalum. “Tanggal 5 November itu belum mulai negosiasi,” katanya. Menurut Hatta, yang akan dilakukan Menteri Perindustrian baru pada tahap membicarakan time table atau jadwal perundingan.

Hidayat menambahkan, rencana pertemuan hari ini sedianya membahas persiapan perundingan. Perundingan baru dilakukan setelah muncul audit final Inalum oleh Ernst & Young. Kendati pertemuan batal, namun delegasi Jepang tetap datang. “Kita terlambat memberitahu penundaan,” ujarnya.

Dalam perundingan nanti, menurut Hidayat, Indonesia harus memenangkan kepemilikan di Inalum. Tapi setelah itu Indonesia tetap bisa menjalin hubungan yang baik dengan Jepang. "Kita harus menang demi kepentingan bangsa dan industri Indonesia tanpa harus gembar-gembor," ujarnya.

Setelah perundingan tuntas baru pemerintah bisa membicarakan pembagian saham. "Apakah akan dipegang PT Antam atau Otorita Asahan atau ditenderkan lagi. Itu persoalan internal. Sekarang kita fokus untuk memenangkan perundingan dengan baik dan elegan," tutur Hidayat.

Inalum berdiri pada Januari 1976 berdasarkan perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan 12 perusahaan swasta Jepang. Sebanyak 41 persen saham Inalum dimiliki Indonesia, yang diwakili oleh PT Otorita Asahan. Sisanya 59 persen milik Jepang melalui Nippon Asahan Alumunium Co. Ltd.

Proyek raksasan di Porsea, Asahan, Suamtera Utara itu menelan Investasi sekitar 400 miliar yen atau Rp 50 triliun dengan modal pinjaman Jepang. Kontrak Inalum berakhir pada 2013. Sesuai ketentuan dalam perjanjian, tiga tahun sebelum masa kontrak berakhir, semua utang pemerintah Indonesia kepada Jepang harus lunas.

Saat ini, kata Hatta, terdapat dua proposal tentang pengelolaan Inalum. Pertama, pemerintah mengajukan 100 persen pengelolaan oleh Indonesia. Kedua, Jepang ingin meminta perpanjangan proyek. Namun, menurut Hatta, pemerintah tak bisa begitu saja memenuhi permintaan Jepang.

IQBAL MUHATROM | EKA UTAMI APRILIA | KARTIKA CANDRA

Berita terkait

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

7 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

29 hari lalu

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

53 hari lalu

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G mulai dipromosikan. Gawai ini termasuk kelas menengah, namun fiturnya lengkap dan mumpuni.

Baca Selengkapnya

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

54 hari lalu

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

Setelah empat tahun vakum, Gaikindo kembali adakan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024. Apa yang menarik?

Baca Selengkapnya

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

21 Februari 2024

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

TMMIN menerima penghargaan Lighthouse Industry 2024 setelah dianggap berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing industri otomotif.

Baca Selengkapnya

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

17 Januari 2024

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

Sekarang, sudah banyak orang yang menjual iPhone bekas. Sebelum membeli, sebaiknya cek IMEI iPhone apakah terdaftar atau tidak.

Baca Selengkapnya

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

9 Januari 2024

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mengatakan bakal memanggil Kementerian Perindustrian dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Stell (ITSS).

Baca Selengkapnya

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

28 Desember 2023

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

Ekonom Indef Riza Annisa Pujarama mengatakan ada ketimpangan realisasi investasi di sektor industri pengolahan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

26 Desember 2023

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

Terpopuler: Dugaan pelanggaran di kasus ledakan smelter nikel milik Cina di Indonesia, Waskita Karya berpotensi lanjutkan PHK karyawan.

Baca Selengkapnya

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

24 Desember 2023

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) minta PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) penuhi hak korban ledakan smelter nikel di Morowali.

Baca Selengkapnya