Pengamat: LDR-GMW Picu Kenaikan Suku Bunga Deposito

Reporter

Editor

Rabu, 20 Oktober 2010 16:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri mengkritisi kebijakan Loan to Deposite Ratio (LDR) dan Giro Wajib Minimum (GMW) yang diterapkan Bank Indonesia. Menurut dia, kebijakan ini tidak bisa dijalankan dalam satu tempo dan jika dipaksakan, maka bakal terjadi persaingan ketat antar bank mencari sumber dana. Sehingga memicu sentimen kenaikan suku bunga deposito.

Chatib menjelaskan, kebijakan LDR dan GWM ini bersebarangan. Di satu sisi disedot likuiditasnya, di sisi lain BI meminta bank untuk menggenjot likuiditas. "Kalau GWM dinaikkan, itu berarti, bank itu akan mengurangi likuiditasnya, tapi pada saat yang sama, kalau LDR dinaikkan, sumber likuiditasnya menurun," katanya saat dihubungi Tempo siang ini.

Ia memprediksi, bank akan berlomba untuk mencari sumber dana. Salah satu jalannya, adalah menarik debitur dengan iming-iming bunga deposito yang tinggi. Target bank-bank tersebut saat ini, adalah menaikkan dana pihak ketiga (DPK).

Menurutnya, penerapan kebijakan ini merupakan cermin kebingungan Bank Indonesia menangani kondisi makro ekonomi Indonesia khususnya perbankan. Bank Indonesia tidak menerapkan kebijakan ini dalam tempo yang sama. "Kalau menurut saya satu-satu, GWM, ya GWM saja, tidak bisa bersama, karena itu akan membuat sinyal bingung," katanya.

Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah menyatakan, dana pihak ketiga (DPK) terus naik hingga Rp 3,46 triliun dalam sepekan. "Kenaikan ini disebabkan masih berlanjutnya outflow uang kartal ke sistem perbankan," kata Difi kemarin.

Adapun kenaikan dana pihak ketiga tersebut berasal dar dana pihak ketiga rupiah sebesar Rp 6,44 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga valas turun Rp 2,98 triliun.

Dengan demikian, dana pihak ketiga selama setahun telah tumbuh 8,24 persen atau naik Rp 162,38 triliun. Dan secara tahunan tumbuh 16,94 persen atau Rp 308,99 triliun.

Jika dilihat dari komponen, ujar Difi, tabungan dan deposito mengalami kenaikan masing-masing sebesar Rp 0,04 triliun dan Rp 8,68 triliun. Sedangkan giro turun Rp 5,26 triliun.

FEBRIANA FIRDAUS

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

5 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya