TEMPO Interaktif, Jakarta - Permintaan pasar Asia yang semakin bergairah mendorong terjadinya peningkatan ekspor barang elektronik dari Indonesia, khususnya negara-negara yang memiliki perjanjian kerja sama perdagangan bebas dengan Indonesia.
Ketua Gabungan Elektronik Indonesia Ali Soebroto Oentaryo mengatakan, terjadinya peningkatan permintaan barang elektronik di Asia sanggup mendongkrak nilai ekspor barang elektronik selama periode Januari-Juli 2010 menjadi US$ 5,8 miliar atau meningkat 24,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Namun, Ali tidak bisa menelaah lebih jauh mengenai penyebab peningkatan nilai ekspor. Sebab, sebagian besar ekspor barang elektronik Indonesia berasal dari perusahaan global. Jadi, naik atau turunnya ekspor akan sangat dipengaruhi kebijakan di masing-masing perusahaan.
Berdasarkan data dai UN Comrade yang diolah Kementerian Perdagangan, pangsa pasar ekspor barang elektronik yang ditujukan ke Asia memang meningkat. Pada Januari-Juli 2010, pangsa pasar ekspor barang elektronik ke Singapura mencapai 25,12 persen dari total nilai ekspor barang elektronik Indonesia. Pada periode yang sama tahun lalu, pangsa pasar ekspor barang elektronik ke Singapura hanya naik 6,94 persen.
Begitu pula pangsa pasar ekspor barang elektronik ke Hongkong juga naik menjadi 5,31 persen dari total ekspor barang elektronik Indonesia dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
11 Januari 2023
Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.