Anggota DPR Tolak Harga Gas 3 Kilogram Dinaikkan  

Reporter

Editor

Selasa, 10 Agustus 2010 15:23 WIB

Tempo/Panca Syurkani

TEMPO Interaktif, Jakarta -Anggota DPR menilai rencana menaikkan harga gas elpiji tabung tiga kilogram untuk menghilangkan disparitas atau perbedaan harga dengan gas kemasan 12 kilogram bukanlah solusi. Disparitas harga yang besar dinilai sebagai penyebab utama kerusakan tabung gas sehingga menimbulkan kasus ledakan gas.

"Otomatis kami tidak akan sepakat kalau tiba-tiba naik dengan alasan untuk menghilangkan disparitas," kata Satya W Yudha, anggota Komisi Energi DPR dalam diskusi hari ini.

Menurut Satya, Panitia Kerja Konversi Minyak Tanah dan Gasnantinya akan mengingatkan pemerintah untuk membereskan tugasnya terlebih dahulu dalam pendistribusian elpiji 3 kilogram yang selama ini dinilai belum beres mekanismenya.

Aria Bima, Wakil Ketua Dewan Komisi Perdagangan dan Industri DPR juga berpendapat bahwa menaikkan harga gas kemasan 3 kilogram tidak akan bisa menyelesaikan carut marut gas subsidi itu. Walaupun nantinya akan diganti dengan sistem layaknya Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang berhak, menurut Aria, hal tersebut justru juga tidak lebih efektif. "Dengan cara seperti BLT jauh lebih tidak efektif, tidak akan mengurangi beban masyarakat," Kata Aria.

Aria menambahkan, daripada mengorbankan rakyat kecil dengan menaikkan harga 3 kilogram akan lebih baik jika harga tabung elpiji 12 kilogram yang diturunkan. Aria memahami ketidakinginan PT Pertamina (Persero) untuk menurunkan harga gas 12 kilogram tersebut dengan alasan kerugian yang dialami selama ini mensubsidi gas 12 kilogram.

Namun, Aria beralasan bahwa Pertamina juga tidak mungkin tidak meraup keuntungan yang banyak dari sektor lainnya. "Keuntungan itu untuk memberi subsidi ke yang 12 kilogram, jadi hitungannya Pertamina tidak rugi tapi tidak untung juga," katanya. Bahkan, kalau ternyata hal tersebut masih sulit, Aria menganjurkan agar pemerintah saja yang mengambil alih subsidi untuk gas elpiji 12 kilogram. "Yang 12 kilo dibebankan saja ke APBN pemerintah kalau begitu," katanya.

Vice President of Corporate Communication Pertamina, Muchamad Harun, menyatakan persoalan penyelesaian disparitas masih dilakukan dan dibahas bersama dengan Wakil Presiden. Harun juga menjelaskan sikap Pertamina untuk tidak menurunkan harga elpiji 12 kilogram."Kita tidak ada opsi untuk menurunkan harga 12 kilogram," katanya.

Advertising
Advertising

Kecuali, lanjut Harun, jika Pemerintah bersedia untuk mengambil alih beban subsidi yang selama ini ditanggung oleh Pertamina dalam penjualan gas 12 kilogram.


Mengenai kebijakan yang akan kemungkinan akan diambil oleh pemerintah selepas rapat kemarin, Harun menjabarkan, pemerintah sangat berhati-hati. "Yang ditekankan justru masalah pengawasan dan penajaman peran masing-masing fungsi," katanya.

GUSTIDHA BUDIARTIE

Berita terkait

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

2 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

3 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

3 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

3 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

4 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

4 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

4 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

4 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya