TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah memprediksi kenaikan suku bunga pinjaman rata-rata pada tahun depan akibat rencana kenaikan tarif listrik dan kondisi global. Menteri Keuangan Agus Martowardojo memastikan pemerintah dan Bank Indonesia akan memberi perhatian khusus pada tingkat bunga pinjaman.
Pekan lalu lembaga pemeringkat internasional Fitch menurunkan peringkat utang Spanyol menjadi AA plus dari AAA. Akibatnya perdagangan saham-saham di Amerika Serikat dan Eropa ditutup melemah. Selain itu kondisi pinjaman antar bank di Eropa juga mulai ketat.
Agus mengingatkan, meski Uni Eropa merupakan bersatunya sistem ekonomi, namun pengambilan keputusan ekonomi yang berat dan strategis harus melewati persetujuan politik masing-masing negara. Dengan kondisi Eropa yang belum menunjukkan perbaikan akan berdampak pada persepsi resiko investor dan membuat imbal hasil penempatan dana di Indonesia dan negara berkembang lainnya lebih tinggi.
“Jadi, pada tahun mendatang, tingkat suku bunga kemungkinan lebih tinggi karena adanya persepsi resiko,” kata dia.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
3 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.