BI Bakal Sulit Akses Data Perbankan  

Reporter

Editor

Rabu, 28 April 2010 10:41 WIB

Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia kawatir bakal sulit mengakses data perbankan jika Otoritas Jasa Keuangan ditugasi mengawasi perbankan. "Ketersediaan data perbankan untuk diakses otoritas moneter harus dipertahankan sama seperti kondis saat ini. Jangan berkurang dari yang sekarang," Ujar Difi Johansyah, Kepala Biro Humas Bank Indonesia kepada Tempo.

Hal ini diamini oleh Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono. Ia menyatakan, beberapa negara yang perbankannya diawasi oleh Otoritas khusus, “Bank sentral kesulitan mengakses data perbankan saat mau melakukan suatu kebijakan ekonomi atau keuangan di negara lain.”

Ia menyarankan tidak semua fungsi perbankan lepas dari Bank Indonesia. Yang menyangkut perbankan, misalnya turunan kebijakan moneter seperti penetapan Giro Wajib Minimum (GWM) sebagai alat kebijakan moneter yang menentukan apakah bank akan ekspansi atau kontraksi dalam pengelolaan jumlah uang beredar, menurut Sigit, harus tetap diawasi Bank Indonesia.

Advertising
Advertising

Sedangkan hal teknis seperti kolektibilitas rasio-rasio perbankan bisa di Otoritas Jasa Keuangan.
Untuk hal ini, bank sentral sepakat. Difi menyetujui pengawasan kesehatan bank bisa dilimpahkan ke OJK. Contohnya seperti Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, batas pemberian kredit, dan lainnya. Namun untuk Giro Wajib Minimum dan Posisi Devisa Net tetap di Bank Indonesia.

RENNY FITRIA SARI

Berita terkait

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

11 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

5 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

5 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya