TEMPO Interaktif, Bantul - Pabrik Gula Madukismo menargetkan hasil giling tebu menjadi 40 ribu ton gula pasir dari tebu yang digiling sebanyak 535.147 ton yang merupakan hasil panen lahan seluas 4.972 hektare. "Tebu berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah," kata Rahmat Edi Cahyono, Direktur PT Madubaru, perusaaan induk pabrik gula Madukismo di Bantul, DI Yogyakarta, Ahad (25/4).
Lahan tanam di Yogkayarta tersebar di empat kabupaten yaitu Bantul, Gunungkidul, Sleman, dan Kulonprogo. Sedangkan lahan di Jawa Tengah antara lain Sragen, Magelang, Temanggung, Purworejo, dan Kebumen. Dari 535.147 ton tebu yang akan digiling tahun ini diperkirakan menghasilkan gula 40 ribu ton. Masa giling berlangsung selama 162 hari ditambah libur hari raya selama 10 hari dengan total masa giling 172 hari.
Namun, 40 ribu ton gula untuk sekali musim giling itu belum bisa mencukupi kebutuan masyarakat DIY. Sebab kebutuhannya sebanyak 45 ribu ton per tahun. "Kita akan meningkatkan luas lahan tebu dan juga perbaikan peralatan mesin giling tebu sehingga akan menghasilkan gula lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik,” kata Rahmat.
Tahun ini seluruh pabrik gula di Indonesia baru dapat memproduksi gula pasir 2,7 juta ton. Padahal kebutuhan gula pasir baik untuk konsumsi penduduk Indonesia 3,4 juta ton gula per tahun. Diprediksi tahun ini kebutuhan gula meningkat jadi 4 juta ton. "Mau tidak mau, untuk kebutuhan gula penduduk Indonesia pemerintah tetap impor gula, tapi harus dengan aturan yang jelas," kata dia.
Harga gula di pasar trsdisional saat ini mencapai Rp 9.800 per kilogram. Harga gula tergolong stabil. Jika ada kenaikan pun tidak akan terlalu banya, hanya Rp 50 per kilogram. "Harga gula stabil. Pembeli lebih senang gula produksi lokal dari pada gula rafinasi impor karena lebih manis," kata Sutinah, pedagang kebutuhan pokok di Pasar Beringharjo, Yogyakarta.
MUH SYAIFULLAH
Lahan tanam di Yogkayarta tersebar di empat kabupaten yaitu Bantul, Gunungkidul, Sleman, dan Kulonprogo. Sedangkan lahan di Jawa Tengah antara lain Sragen, Magelang, Temanggung, Purworejo, dan Kebumen. Dari 535.147 ton tebu yang akan digiling tahun ini diperkirakan menghasilkan gula 40 ribu ton. Masa giling berlangsung selama 162 hari ditambah libur hari raya selama 10 hari dengan total masa giling 172 hari.
Namun, 40 ribu ton gula untuk sekali musim giling itu belum bisa mencukupi kebutuan masyarakat DIY. Sebab kebutuhannya sebanyak 45 ribu ton per tahun. "Kita akan meningkatkan luas lahan tebu dan juga perbaikan peralatan mesin giling tebu sehingga akan menghasilkan gula lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik,” kata Rahmat.
Tahun ini seluruh pabrik gula di Indonesia baru dapat memproduksi gula pasir 2,7 juta ton. Padahal kebutuhan gula pasir baik untuk konsumsi penduduk Indonesia 3,4 juta ton gula per tahun. Diprediksi tahun ini kebutuhan gula meningkat jadi 4 juta ton. "Mau tidak mau, untuk kebutuhan gula penduduk Indonesia pemerintah tetap impor gula, tapi harus dengan aturan yang jelas," kata dia.
Harga gula di pasar trsdisional saat ini mencapai Rp 9.800 per kilogram. Harga gula tergolong stabil. Jika ada kenaikan pun tidak akan terlalu banya, hanya Rp 50 per kilogram. "Harga gula stabil. Pembeli lebih senang gula produksi lokal dari pada gula rafinasi impor karena lebih manis," kata Sutinah, pedagang kebutuhan pokok di Pasar Beringharjo, Yogyakarta.
MUH SYAIFULLAH
