Pendapatan Bruto Amerika Meleset, Harga Minyak Limbung

Reporter

Editor

Senin, 29 Maret 2010 14:08 WIB

AP/Nabil al-Jurani
TEMPO Interaktif, New York - Harga minyak mentah turun selama tiga hari setelah pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bahwa penguatan ekonomi ternyata tidak sebaik yang diperkirakan. Ini mengakibatkan munculnya kekhawatiran atas lambatnya pertumbuhan permintaan bahan bakar.

Harga minyak turun 0,7 persen setelah Departemen Perdagangan menyatakan pada kuartal keempat gross domestic product (GDP) atau pendapatan domestik bruto mengalami kenaikan 5,6 persen per tahun, dan pencapaian ini kurang dari yang diperkirakan dalam Bloomberg News Survey.

Menurut keterangan Departemen Energi, permintaan bahan bakar lebih rendah 0,1 persen dibandingkan tahun lalu. "Terdapat sikap skeptis yang terus tumbuh terkait kekuatan dan keberlanjutan ekonomi," ujar Mike Fitzpatrick, Vice President of Ennergydari MF Global, New York.

Harga minyak mentah untuk pengantaran Mei turun US$ 0,53 sen atau 0,7 persen di level US$ 80 per barel di perdagangan komoditas berjangka New York Mercantile Exchange, New York, Amerika. Kontrak untuk Mei menurun 1,2 persen sepanjang pekan ini.

Menurut hasil Bloomberg News Survey, rata-rata ekonom memperkirakan perekonomian tumbuh 5,9 persen, sama seperti yang diperkirakan pemerintah Amerika sebelumnya yang dikeluarkan pada Februari, sementara pendapatan diperkirakan tumbuh antara 5,5 sampai 6 persen

"Sejak angka GDP dipublikasikan, pasar mulai menggeliat, karena tidak memenuhi konsensus," ujar Tom Bentz, analis senior bidang energi di BNP Paribas Commodity Futures Inc, New York.

Menurut Departemen Energi Amerika Serikat pada 24 Maret lalu, persediaan minyak mentah di Amerika meningkat 7,25 juta menjadi 351,3 juta barel minggu kemarin. Namun, berdasar rata-rata pendapat analis dalam survey Bloomberg, persediaan minyak mentah diperkirakan meningkat 1,65 juta barel.

Departemen Energi juga menjelaskan hingga 19 Maret, permintaan bahan bakar turun menjadi 9,09 juta barel per hari. “Kita memiliki banyak persediaan minyak mentah, dan pertanyaannya apakah kita akan memprosesnya saat kita tidak terlalu membutuhkannya, atau nanti saat permintaan meningkat,” ujar Peter Beutel, presiden firma penasihat perdagangan Cameron Hanover Inc di New Canaan, Connecticut.

Konsumsi bahan bakar Amerika mencapai puncaknya selama musim yang mereka sebut “musim berkendara di musim panas” (summer driving season), yang berlangsung dari akhir pekan Memorial Day pada akhir Mei, sampai Hari Buruh di awal September.

Menurut data Departemen Energi, penggunaan kilang minyak meningkat 0,6 persen menjadi 81,1 persen, sementara impor minyak mentah naik 969 ribu barel menjadi 9,4 juta barel per hari pada pekan lalu. Impor minyak yang meningkat, atau penurunan produksi dari kilang minyak diprediksi menekan harga.

BLOOMBERG | RATNANING ASIH

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

9 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

10 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

10 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya