Indonesia Desak Jepang Turunkan Bea Masuk Produk Ikan  

Reporter

Editor

Selasa, 9 Maret 2010 18:35 WIB

TEMPO/Zulkarnain
TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad meminta Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kojiro Shiojiri mengurangi bea masuk produk perikanan Indonesia ke Jepang. "Masa bea masuk produk Thailand lebih kecil daripada bea masuk produk Indonesia, harusnya kan sama," ujar Fadel saat ditemui seusai pertemuan di kantornya, Selasa (9/3).

Fadel menambahkan, permohonan penurunan bea ekspor ditanggapi positif oleh sang Duta Besar. Sebagai balasannya, Jepang meminta distribusi pengiriman ikan ke Jepang lebih lancar. Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Martani Husseini, menambahkan Jepang merupakan pasar tuna utama Indonesia. "Selain tuna, Jepang juga sangat berminat dengan udang Indonesia," tutur Martani.

Dalam pertemuan ini, Fadel juga meminta Jepang mendanai proses rehabilitasi pelabuhan perikanan Muara Baru dengan nilai Rp 90 miliar. Menurut dia, Presiden sudah memberi izin kepada kementeriannya untuk mencari pendanaan sendiri karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak mencukupi. Rencana tersebut mulai diproses ke Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Selain itu Jepang diminta membantu pendanaan rencana integrasi Muara Baru dengan Muara Angke. Sebelumnya kepemilikan kedua pelabuhan ini terpisah. Muara Baru milik Kementerian Kelautan, sedangkan Muara Angke milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Rencananya akan dibentuk show window untuk penangan pasar ikan yang terintegrasi. "Saat ini sudah dibentuk tim kecil antara Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pekerjaan Umum serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait rencana integrasi," kata Fadel.

Pertemuan yang berlangsung sekitar setengah jam ini juga dihadiri oleh perwakilan Menteri Ekonomi Jepang, Toru Maeda dan Atase Perikanan Yasuharu Ina. Dalam pertemuan tersebut, Jepang pun meminta dukungan Indonesia dalam Pertemuan Doha agar tuna dan ikan paus tidak masuk apendiks Organisasi Perdagangan Dunia. "Intinya kami mendukung," ujar Fadel.

ARYANI KRISTANTI

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

5 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

6 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

9 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

17 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

27 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

28 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

40 hari lalu

Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

47 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

47 hari lalu

Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

KPK memanggil Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad sebagai saksi dugaan korupsi pengadaan APD Covid-19 di Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

47 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya