Peredaran Upal Naik Dua Kali Lipat

Reporter

Editor

Senin, 20 Oktober 2003 10:52 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Total nilai uang palsu (Upal) yang beredar selama tahun 2000 mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 1999. Hal ini terungkap dalam jawaban tertulis Bank Indonesia (BI) yang disampaikan kepada Komisi IX DPR, Rabu (21/2) pagi.

Diinformasikan bahwa total nilai upal yang beredar tahun 1999 adalah Rp 6,7 miliar. Sementara itu, selama tahun 2000, jumlahnya meningkat menjadi Rp 14,75 miliar, atau meningkat 120 persen.

Tahun

Uang Palsu (Upal)

Uang Yang Beredar (UYD)

Rasio Upal/UYD (%)

Bilyet

Rp (*)

Bilyet

Rp (*)

Bilyet

Rp

1997

238,838

4,442

2,094,248,966

30,946,964

0.01140

0.01435

1998

177,665

6,171

2,679,787,021

45,460,956

0.00663

0.01357

1999

215,950

6,729

2,897,590,431

68,646,145

0.00745

0.00980

2000

322,108

14,758

2,781,721,520

85,181,103

0.01158

0.01733

*) Dalam jutaan rupiah
Cat:Bilyet = lembar

Dalam lembar jawaban tersebut, BI juga memberikan penjelasan soal adanya tudingan yang mengatakan bahwa beredarnya Upal disebabkan pencetakan uang di Singapura dan bukan oleh Peruri sebagaimana biasanya. Sempat ada dugaan, setelah BI meminjam plat cetak dari Peruri, ada oknum (di BI) yang sengaja menggandakan plat tersebut dalam bentuk film.

Menanggapi tudingan ini, BI menjelaskan bahwa pihaknya pernah mencetak pecahan Rp 50.000 seri Soeharto, sebanyak 500 juta bilyet (Rp 25 triliun), di percetakan De La Rue (DLR) Singapura pada tahun 1999. Itu dilakukan karena saat itu Peruri sudah tidak mampu menampung pencetakan uang baru. Padahal, waktu itu, pecahan Rp 50.000 sangat diperlukan untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan uang tunai oleh masyarakat.

Untuk memenuhi permintaan BI, maka DLR meminjam origination materials (bukan plat cetak) dari Direksi Peruri. Penyerahan dan pengembalian itu telah dituangkan dalam sebuah berita acara. Jadi, peminjaman dan pengembalian alat tidak dilakukan secara perorangan. Adapun soal penentuan nomor seri uang yang dicetak di DLR, tetap dilakukan oleh Peruri.

Tentang penunjukan PT Pura Barutama dalam pengadaan kertas uang Rp 5000 dan Rp 1000, menurut BI dikarenakan harga yang ditawarkan perusahaan tersebut memang paling rendah. Untuk pecahan Rp 5000 sebesar US$ 98,76 per rim dan pecahan Rp 1000 US$ 96,55 per rim. Sebagai informasi tambahan, harga ini adalah harga terbaik yang diperoleh BI selama 6 tahun terakhir untuk pecahan uang yang sama (lihat tabel dibawah). (Febrina S).

(USD/rim)

Pecahan

T a h u n

2000

1999

1998

1997

1996

1965

Rp 5000

98,76

120,58

120,00

146,44

225,00

220,19

Rp 1000

96,55

155,00

103,50

125,98

212,00

208,55

Advertising
Advertising

Berita terkait

Liga Champions: Bayern Munchen Tahan Real Madrid 2-2, Begini Kata Harry Kane setelah Cetak Gol dan Jaga Harapan Raih Trofi

6 menit lalu

Liga Champions: Bayern Munchen Tahan Real Madrid 2-2, Begini Kata Harry Kane setelah Cetak Gol dan Jaga Harapan Raih Trofi

Harry Kane menjaga harapan untuk meraih trofi di musim pertamanya bersama Bayern Munchen setelah membawa timnya bermain 2-2 saat menjamu Real Madrid.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Indra Pratama Bantah Brigadir RA sebagai Ajudan dan Sopir, Datang ke Rumah untuk Silaturahmi

13 menit lalu

Pengusaha Indra Pratama Bantah Brigadir RA sebagai Ajudan dan Sopir, Datang ke Rumah untuk Silaturahmi

Keterangan Indra Pratama sebagai pemilik rumah lokasi tewasnya Brigadir RA berbeda dengan keterangan Polda Sulut. Ridhal disebut sebagai ajudan.

Baca Selengkapnya

Polda Sulut Mengonfirmasi Brigadir RA Jadi Ajudan dan Sopir Pengusaha di Jakarta Sejak 2021

27 menit lalu

Polda Sulut Mengonfirmasi Brigadir RA Jadi Ajudan dan Sopir Pengusaha di Jakarta Sejak 2021

Brigadir RA yang disebut tewas bunuh diri dalam mobil Alphard selama ini jadi ajudan pengusaha sejak 2021. Tanpa izin dari pimpinan.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Champions Leg Pertama Semifinal: Bayern Munchen vs Real Madrid 2-2, Vinicius Jr Bikin Brace

37 menit lalu

Hasil Liga Champions Leg Pertama Semifinal: Bayern Munchen vs Real Madrid 2-2, Vinicius Jr Bikin Brace

Pertandingan Bayern Munchen vs Real Madrid tersaji pada leg pertama semifinal Liga Champions berakhir imbang 2-2.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

3 jam lalu

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak membantah ada tekanan dari Mabes Polri sehingga belum menerbitkan sprindik baru untuk Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

11 Tersangka Kasus Judi Online di Teluknaga Raup Keuntungan 10 Miliar dalam Waktu 4 Bulan

4 jam lalu

11 Tersangka Kasus Judi Online di Teluknaga Raup Keuntungan 10 Miliar dalam Waktu 4 Bulan

Untuk membongkar kasus judi online di di Teluknaga, Kabupaten Tangerang ini, tim patroli siber Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan 20 hari.

Baca Selengkapnya

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

4 jam lalu

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

KPK akan menyempurnakan proses administrasi sebelum menerbitkan sprindik baru untuk eks Wamenkumham Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

Red Sparks Perpanjang Kontrak Megawati Hangestri untuk Kompetisi V-League 2024-2025

4 jam lalu

Red Sparks Perpanjang Kontrak Megawati Hangestri untuk Kompetisi V-League 2024-2025

Red Sparks memperbarui kontrak Megawati Hangestri Pertiwi untuk mengarungi V-League 2024-2025. Berapa nilai kontraknya?

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Konfirmasi Proses Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven Sedang Berjalan

5 jam lalu

Erick Thohir Konfirmasi Proses Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven Sedang Berjalan

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan Calvin Verdonk dan Jens Raven diproyeksikan untuk memperkuat Timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

5 jam lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya