Bulog: Indonesia Harus Ubah Pola Pikir tentang Beras
Kamis, 28 Januari 2010 11:41 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan semua pihak harus mulai mengubah pola pikir tentang Indonesia sebagai negara pengimpor beras. "Kita harus berubah dari pengimpor menjadi pengekspor," katanya di acara seminar pangan Feed The World di Jakarta, Kamis (28/1).
Artinya pada 2007 terdapat surplus beras sekitar satu juta ton, pada 2008 3,2 juta ton, dan 2009 diperkirakan 3,9 juta ton. Meski begitu bukan berarti Indonesia tak mengalami masalah ketahanan pangan.
Produksi beras yang berlebih juga diikuti oleh ketergantungan terhadap beras yang masih sangat besar. Selain itu juga ada masalah distribusi karena tidak semua propinsi menghasilkan beras.
"Tapi selama kita bisa memproduksi sendiri ketahanan pangan akan lebih mantap," ucapnya. Kalaupun kelebihan beras di dalam negeri tidak diekspor, yang akan menjadi tantangannya adalah cara memanfaatkan surplus tersebut.
KARTIKA CANDRA
Artinya pada 2007 terdapat surplus beras sekitar satu juta ton, pada 2008 3,2 juta ton, dan 2009 diperkirakan 3,9 juta ton. Meski begitu bukan berarti Indonesia tak mengalami masalah ketahanan pangan.
Produksi beras yang berlebih juga diikuti oleh ketergantungan terhadap beras yang masih sangat besar. Selain itu juga ada masalah distribusi karena tidak semua propinsi menghasilkan beras.
"Tapi selama kita bisa memproduksi sendiri ketahanan pangan akan lebih mantap," ucapnya. Kalaupun kelebihan beras di dalam negeri tidak diekspor, yang akan menjadi tantangannya adalah cara memanfaatkan surplus tersebut.
KARTIKA CANDRA
