Penebusan obligasi tersebut merupakan kelanjutan dari strategi Xl Axiata--dahulu bernama PT Excelcomindo Pratama--untuk mengurangi utang dalam mata uang dolar Amerika. Pada 2009, perusahaan tersebut telah melakukan pelunasan yang signifikan atas utang dolar dengan menggunakan dana hasil dari proses right issue senilai Rp 2,8 trilyun yang prosesnya telah diselesaikan pada bulan Desember 2009, dan juga arus kas internal.
Saham mayoritas XL Axiata dimiliki oleh Axiata Group Berhad melalui Indocel Holding Sdn Bhd (86,5 persen) dan Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International Indonesia Ltd (13,3 persen), dan publik (0,2 persen). Sebagai bagian dari Axiata Group, XL bergabung bersama Aktel (Bangladesh), HELLO (Cambodia), Idea (India), MTCE (Iran), Celcom (Malaysia), Multinet (Pakistan), M1 (Singapore), Samart (Thailand) dan Dialog (Sri Lanka).
BOBBY CHANDRA