Industri Manufaktur Yogyakarta Sepanjang 2009 Hampir Tak Tumbuh

Reporter

Editor

Minggu, 27 Desember 2009 14:13 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta – Krisis global yang terjadi pada akhir 2008 ternyata hingga kini masih berdampak buruh bagi dunia industri manufaktur atau industri pengolahan bahan baku menjadi barang jadi di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selama 2009. Tingkat kapasitas produksinya berkurang hingga 20 persen.

“Bisa dikatakan industri manufaktur DIY hampir tidak tumbuh karena tidak ada investor yang masuk,” ungkap Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DIY Ibnu Shaleh saat dihubungi Tempo, Minggu (27/12).

Menurut Ibnu, keengganan investor untuk menanamkan modalnya di DIY lantaran daerah ini bukan masuk kategori kawasan industri yang menjanjikan. Semisal, DIY jauh dari pelabuhan sehingga pertumbuhan lebih terasa pada usaha-usaha jasa, keuangan, dan pariwisata.

Selain itu, banyak produk-produk industri manufaktur yang belum dapat diekspor karena tidak ada pemesanan dari luar negeri.

Di sisi lain, tingkat pertumbuhan perekonomian DIY lebih rendah dari tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, yakni hanya kurang dari tiga persen dari nasional yang mencapai 4,3 persen.

Salah satu dampaknya adalah banyak perusahaan industri manufaktur yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pekerjanya atau menurunkan status pekerjanya dari pekerja tetap menjadi pekerja tidak tetap atau kontrak. Jumlah perusahaan industri manufaktur di DIY saja kurang dari 100 perusahaan.

“Tahun depan, kalau tidak ada investor masuk, ya prospeknya stagnan, bahkan lebih buruk,” terang Ibnu.

Keluhan yang sama juga dirasakan Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DIY Jadin C. Jamaluddin. Khususnya pertumbuhan industri tekstil di DIY mengalami penurunan hingga 12 persen dibanding tahun lalu, sedangkan potensi pertekstilan di DIY hanya 1 persen dari potensi tingkat nasional.

Di sisi lain, kebijakan perbankan saat ini cenderung bersikap konservatif dengan memperketat persyaratan bagi pengusaha-pengusaha yang akan melakukan peminjaman dana.

“Bank takut resiko. Ketika pengusaha kolaps, bank bukannya membantu, malah menarik dana,” kata Jadin.

Salah satu dampaknya, jika semula pengusaha mendapatkan order langsung dari pemesan barang, saat ini justru banyak yang beralih status menjadi buruh.

Meski demikian, Jadin masih menyimpan harapan lantaran telah masuk beberapa pesananan ekspor dari Eropa dan Amerika untuk 2010. Ia menengarai kondisi perusahaan-perusahaan pemesan produk tekstil tersebut telah membaik akibat krisis.

“Paling tidak bisa menghabiskan stok barang yang banyak tersisa pada 2009,” kata Jadin.

Advertising
Advertising

PITO AGUSTIN RUDIANA


Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.

Baca Selengkapnya

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

Baca Selengkapnya