Perajin Batik Brebes Kelimpungan Kekurangan Modal

Reporter

Editor

Senin, 23 November 2009 22:53 WIB

TEMPO Interaktif, Brebes - Para perajin batik asal Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, masih memerlukan modal untuk mengembangkan usahanya. Bantuan tersebut sangat diperlukan di tengah ramainya pemesan produk.

Modal yang dimiliki perajin untuk memproduksi batik saat ini tak seimbang dengan pemesanan. Bahkan sejumlah perajin batik yang tergabung dalam kelompoknya terpaksa menunda pemesanan karena perputaran modal yang sangat minim.

“Modal sangat penting untuk meningkatkan produksi yang saat ini banyak dipesan dari Jakarta,” ujar Marwin Sunardi, Ketua Kelompok Perajin Batik Bentar Srikandi, Desa Bentarsari, Kecamatan Salem, Kabupten Brebes, saat mengikuti seminar membedah ciri khas batik Brebesan di Gedung Korpri, Senin (23/11).

Menurut dia, untuk memproduksi satu helai kain batik diperlukan modal antara Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu dengan pengerjaan memakan waktu lima hingga 10 hari. Sedangkan jumlah pemesanan dari luar kota sedikitnya 100 helai. “Jumlah pemesanan itu tak imbang dengan perajin dalam kelompok kami yang kurang dari 50 orang,” ujar Marwin.

Ruhana, perajin batik asal Bentarsari, mengatakan minimnya modal disebabkan oleh membengkaknya biaya produksi akibat mahalnya harga minyak tanah. Minyak tanah diperlukan untuk menyalakan kompor kecil sebagai pengencer malam, bahan untuk membatik. “Biaya membatik saat ini Rp 90 ribu. Padahal prosesnya hingga satu pekan lebih,” ucap Ruhana.

Kekurangan modal produksi ini memaksa dia untuk menunda pengiriman pesanan dari sejumlah pembeli di Jakarta. “Untuk menaikan harga sangat tak mungkin, karena persaingan dari batik luar daerah,” katanya. Ia berharap agar ada campur tangan pemerintah daerah untuk membantu permodalan perajin batik khas Brebes. Apalagi selama ini paguyuban batik belum memiliki koperasi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupten Brebes Herman Ady HW mengatakan, pemerintah daerah Brebes belum bisa memberikan bantuan permodalan kepada perajin batik. Hal ini disebabkan aturan baru yang melarang memberi bantuan keuangan pada usaha kecil.

“Itu sesuai anjuran dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Dan Aset Daerah,” ujar Herman tanpa merinci alasan lebih lanjut. Menurut Herman, instansinya hanya memberikan bantuan promosi dan pelatihan serta mengirimkan produk pada acara pameran. Sedangkan bantuan lain dalam bentuk peralatan dan bahan baku.

EDI FAISOL

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

10 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

13 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

38 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

40 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

57 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya