Harga Gula Masih Tinggi, Potensi Kenaikan Inflasi Besar

Reporter

Editor

Selasa, 13 Oktober 2009 11:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Analis Ekonomi Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, memperkirakan tekanan inflasi masih akan berlanjut. Masih tingginya harga gula akan membuat potensi kenaikan inflasi masih cukup besar.

Potensi inflasi tinggi, menurut dia, juga karena naiknya harga-harga yang diatur pemerintah seperti tarif tol dan elpiji 12 kilogram.

“Harga-harga yang bergejolak ini berpotensi membuat inflasi naik,” kata Lana dalam analisis harian Samuel Sekuritas di Jakarta hari ini.

Dia menjelaskan, harga gula sejak Juli mengalami kenaikan yang terus menerus dari Rp 8.000 menjadi Rp 11 ribu per kilogram di tingkat eceran.

“Potensi kenaikan harga gula masih ada, karena musim giling tebu akan berakhir di bulan November 2009,” kata Lana.

Padahal, menurut dia, stok di produsen seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dan PTPN XI diketahui menipis dan musim giling baru akan dimulai lagi pada Juni 2010.

Ia khawatir akan ada kelangkaan gula selama periode tersebut, sehingga memacu kenaikan harga gula. Apalagi, sejauh ini pemerintah hanya memberikan izin impor raw sugar yang diolah menjadi gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman, bukan gula putih yang dikonsumsi masyarakat.

Pekan lalu, Lana telah memprediksi, kenaikan elpiji 12 kilogram per 3 Oktober dan kenaikan tarif tol per 28 September lalu akan menekan inflasi pada Oktober.

Pemerintah sudah menyetujui rencana kenaikan elpiji 12 kilogram secara bertahap hingga mencapai harga keekonomiannya, yaitu Rp 7.000 per kilogram dari harga saat ini Rp 5.750 per kilogram. Tahap pertama yang berlaku efektif mulai awal bulan ini, harga elpiji akan naik Rp 100 per kilogram.

Menurut dia, kenaikan elpiji 12 kilogram akan memberikan tekanan terhadap inflasi, karena pasar elpiji itu terbesar dan paling banyak digunakan masyarakat. Sebagian besar penggunanya adalah rumah tangga menengah, restoran, dan pedagang makanan.

Dengan kenaikan harga itu, Lana menambahkan, akan terjadi perbedaan harga yang menyolok antara elpiji 12 kilogram dengan elpiji 3 kilogram yang masih disubsidi pemerintah.

Harga elpiji 12 kilogram pada 1 Juli 2008 sudah dinaikkan menjadi Rp 63 ribu per tabung dari sebelumnya Rp 51 ribu per tabung. Oktober ini akan dinaikkan lagi Rp 100 per kilogram atau sekitar Rp 93 ribu per tabung. Sementara saat ini harga elpiji 3 kg masih tetap Rp 12.750 per tabung atau Rp 4.250 per kilogram.

“Perbedaan menyolok ini bisa memicu pengalihan konsumsi dari 12 ke 3 kilogram dan menimbulkan efek kenaikan harga elpiji 3 kilogram secara tidak resmi,” ujarnya.

Selain itu, menurut Lana, pemerintah juga menaikkan tarif tol untuk 10 ruas yang efektif berlaku Senin pekan lalu dengan kisaran antara Rp 500-Rp 10.500.

“Kenaikan ini jelas juga akan memacu inflasi Oktober, karena biaya transportasi-----terutama antarprovinsi----akan mengalami kenaikan,” katanya.

GRACE S GANDHI

Berita terkait

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

5 Juni 2023

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Mei 2023 mencapai 4,00 persen (year-on-year/yoy) pada Mei 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan

1 Oktober 2022

Terpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis Jumat kemarin, dimulai dari tingginya inflasi telah menjadi musuh bersama di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Prediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik

30 September 2022

Prediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik

Indef memperkirakan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen pada September 2022 mencapai 1,45 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Baca Selengkapnya

The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat

16 Juni 2022

The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat

IHSG melambung tinggi di sesi pertama perdagangan hari ini di level 7.120,6.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi

10 Juni 2022

Jokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi

Jokowi menyebut Indonesia masih dapat mengendalikan inflasi

Baca Selengkapnya

Redam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?

22 Mei 2022

Redam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?

Bank Indonesia atau BI harus meredam lonjakan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan.

Baca Selengkapnya

Kemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global

12 Mei 2022

Kemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global

Iskandar Simorangkir mengatakan pemerintah telah berancang-ancang mencegah dampak badai inflasi.

Baca Selengkapnya

Saran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia

4 Februari 2022

Saran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia

Nauli Desdiani mengimbau pemerintah agar menaikkan stimulus fiskal dalam rangka mencapai target inflasi.

Baca Selengkapnya

Mendagri : 21 Kabupaten Belum Bentuk Tim Pengendali Inflasi

22 Januari 2018

Mendagri : 21 Kabupaten Belum Bentuk Tim Pengendali Inflasi

21 kabupaten dan kota belum membentuk Tim Pemantauan dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Baca Selengkapnya