TEMPO Interaktif, Jakarta:Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin meminta pemerintah tidak lagi menaikkan harga sejumlah komoditas dan fasilitas publik yang dikelola BUMN secara besar-besaran. Kenaikan tarif telepon, listrik dan bahan bakar minyak secara serentak dinilainya akan memicu laju inflasi yang tinggi pada Januari. Ini tentu akan menyebabkan kita tidak bisa menurukan suku bunga Sertitifikat Bank Indonesia terlalu jauh dalam waktu dekat ini, kata Syahril usai salat Jumat di Masjid BI Jakarta, Jumat (3/1). Syahril memastikan, penurunan suku bunga SBI dalam waktu dekat akan dilakukan secara bertahap. Dan angka penurunan dalam Januari ini tidak bisa diharapkan turun secara drastis. Terakhir 12,3 persen. Mungkin itu akan bertahan sementara, ujar dia. Ia menambahkan penurunan suku bunga SBI yang tidak banyak tidak akan mempengaruhi sektor riil. Karena, sektor ini tidak membutuhkan bunga nominal seperti SBI, melainkan bunga riil. Suku bunga riil sekarang, kalau dideslasi dengan inflasi tidak terlalu tinggi, jelas Syahril. Syahril mempersilakan saja bila dunia perbankan dan masyarakat beralih investasi dari SBI ke obligasi. Karena nantinya bank sentrak akan menggunakan surat utang negara. Sebagai sumber moneter, bagus-bagus saja kalau bank dan masyarakat memilih obligasi, kata dia. Ia meminta masyarakat tidak perlu pesimistis terhadap laju inflasi secara keseluruhan pada tahun 2003. Syahril menduga pemerintah tidak memperkirakan laju inflasi yang lebih tinggi daripada yang ditetapkan dalam APBN 2003 sebesar 10 persen. Itu tetap akan dipegang. Dan kita tetap akan memegang angka itu untuk keseluruhan, tegas dia. Syahril menegaskan pihaknya tidak akan mengurangi uang beredar sebagai buntut akan tinggi inflasi pada bulan ini. Pasalnya, uang beredar masih jauh berada dibawah target BI. Untuk sementara ini tetap akan segitu uang yang beredar, tandas Syahril. (SS Kurniawan TNR)
Berita terkait
PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair
13 menit lalu
PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair
PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.