Menurut dia, penetapan BI Rate terutama biasanya mempertimbangkan ekspektasi inflasi hingga tiga bulan mendatang dan pergerakan suku bunga global, terutama suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed).
“Melihat inflasi September yang mencapai 1,05 persen, lebih tinggi dari perkiraan BI antara 0,8 persen sampai dengan 1 persen month on month, saya perkirakan BI Rate masih akan tetap di 6,5 persen,” kata Lana dalam analisis harian Samuel Sekuritas di Jakarta hari ini.
Dengan tidak mengubah patokan suku bunga, menurut dia, nilai tukar rupiah tetap masih sangat menarik untuk investasi. Lana menjelaskan, saat ini perbedaan suku bunga BI dan angka inflasi umum masih cukup lebar, yaitu 375 basis poin.
“Rentang yang cukup lebar ini menghasilkan suku bunga riil yang positif,” ujarnya. Sedangkan perbedaan dengan Fed rate mencapai 625-650 basis poin, sehingga masih sangat menarik untuk berinvestasi dalam rupiah.
Dalam analisis mingguannya periode 28 September-2 Oktober, Lana menyebutkan, BI Rate sebesar 6,5 persen itu merupakan suku bunga BI yang terendah sepanjang tahun.
Namun,iIa memperkirakan, menjelang akhir tahun akan ada kenaikan suku bunga patokan itu kembali ke level 7 persen terkait ekspektasi inflasi beberapa bulan mendatang.
GRACE S GANDHI