Khairiansyah: Kasus Itu Tidak Berdiri Sendiri

Reporter

Editor

Rabu, 9 September 2009 21:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan Khairiansyah Salman meminta para panitia seleksi agar tidak terlalu mempermasalahkan kasus dana abadi umat yang menyangkut dirinya.

Menurut dia kasus tersebut bukan kasus yang berdiri sendiri tetapi ada rentetan sebelumnya. Khairiansyah mengatakan kasus dana abadi umat tersebut ada latar belakangnya. " Saya deretan yang paling bawah dari auditor. Mohon jangan dilihat kasus ini berdiri sendiri. Masalah ini juga sudah kami sampaikan ke Komisi III," ujar di hadapan anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR , Rabu (9/9)

Khairiansyah semula ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dana abadi umat. Dia diduga kecipratan dana tersebut sebesar Rp 10 juta sebagai auditor. Kasus tersebut juga menyeret mantan Menteri Agama Said Agil Al Munawar. Sebelumnya beberapa anggota menanyakan status kasus Khairiansyah terhadap kasus dana abadi umat tersebut.

Menurut Khairiansyah di atasnya masih ada auditor eselon yang lebih senior dibanding dirinya. Khairiansyah juga mengatakan selaku warga negara sudah memenuhi proses hukum yang berlangsung. Ketika dipanggil aparat penegak hukum untuk diminta keterangannya, dia pun mengatakan tetap datang memberi keterangan. "Bola sudah tidak di tangan saya, gara-gara
Rp 10 juta saja, tetapi ada beberapa hal di belakang itu," ujarnya.

Belum selesai memberikan jawaban, seorang anggota komisi menginterupsi dan menanyakan status Khairiansyah, apakah masih sebagai tersangka atau sudah dicabut. Khairiansyah hanya menjawab pendek," Sedang dalam proses pak," ujar Khairiansyah dan mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan yang lain.

Saat diminta tanggapan soal korupsi, Khairiansyah mengatakan seharusnya Indonesia mempunyai suatu sistem dan analisa dari hasil penelitian yang jelas soal itu. Dia pun mencontohkan Hong Kong mengalokasikan 1 persen dari APBN untuk memperbaiki aturan dan pemberantasan korupsi. "Jadi bukan atas dasar penilaian indeks persepsi," ujarnya.

Sedangkan soal disclaimer dan sistem pemeriksaan keuangan, mantan auditor BPK itu mengatakan perlunya sistem yang cukup baik dengan berbasiskan audit. Menurut dia hal itu bisa dilihat dari tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK ke DPR. Khairiansyah pun menyetujui penggabungan BPK dan BPKP agar lebih efisien dan saling menguatkan.


Advertising
Advertising


DIAN YULIASTUTI

BPK

Berita terkait

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

2 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

37 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

41 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

41 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

41 hari lalu

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

41 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

41 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Baca Selengkapnya

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

41 hari lalu

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

Direktur Bina Penataan Bangunan, PUPR, mengatakan pembangunan IKN dilakukan secara gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

42 hari lalu

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

KPK telah melimpahkan berkas perkara tiga pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Papua Barat selaku penerima suap

Baca Selengkapnya

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

45 hari lalu

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

Menkeu Sri Mulyani menyerahkan laporan dugaan tindak pidana korupsi senilai Rp 2,5 triliun terkait penggunaan dana pada LPEI ke Jaksa Agung.

Baca Selengkapnya