Dana Pensiun Tentara AS Nyantol di Antaboga

Reporter

Editor

Senin, 25 Mei 2009 06:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Dana pensiunan tentara Amerika Serikat tersangkut di PT Antaboga Delta Securities. Perusahaan konsultasi Amerika, Armitage International LC, meminta bantuan pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Permintaan itu disampaikan melalui surat kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 29 April lalu. Surat dengan perihal sama sudah pernah dikirimkan pada 1 Desember 2008. "Saya menulis surat ini sebagai tindak lanjut surat sebelumnya," kata Richard L. Armitage, Presiden Armitage International LC, dalam suratnya yang salinannya diterima Tempo.

Armitage International merupakan perusahaan konsultasi besar di Amerika Serikat. Armitage ditunjuk sebagai konsultan oleh Meddley Opprotunity Fund Ltd, perusahaan pengelola dana pensiunan tentara Amerika.

Dalam surat itu, Richard meminta bantuan pemerintah menyelesaikan persoalan dengan PT Indo Dana Persada dan PT Artha Persada Finance. Dia menjelaskan, pada Juli 2007 Medley membeli surat utang Indo Dana setara dengan US$ 20,4 juta. Uang ini kemudian digunakan Indo Dana untuk memodali Artha Persada Finance.

Belakangan diketahui Artha Persada menginvestasikan Rp 55 miliar dananya di Antaboga. Persoalan muncul ketika Antaboga dinyatakan melakukan penggelapan dana nasabah. Dana pensiunan tentara Amerika ikut tertahan di Antaboga.

"Saya mendesak pemerintah Indonesia melakukan investigasi aset-aset Artha Persada," kata Richard, yang juga Wakil Menteri Luar Negeri Amerika periode 2001-2005.

Dia meminta pihak berwenang membekukan aset para pemilik Artha Persada hingga penyelidikan selesai. Jika terbukti ada pelanggaran, kata Richard, Medley berharap pemerintah menutup Artha Persada dan Indo Dana. "Likuidasi aset-asetnya dan kembalikan dana kepada para investor," ujarnya.

Surat Richard tersebut juga ditembuskan ke Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Cameron R. Hume dan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Sudjadnan Parnohadinigrat. Tembusan juga dikirimkan ke Gubernur Bank Indonesia Boediono, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Muhammad Lutfi, serta Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Fuad Rahmany.

Fuad Rahmany ketika dimintai konfirmasi mengaku belum menerima tembusan surat dari Armitage. "Saya belum terima surat itu, jadi belum tahu persoalannya," katanya kepada Tempo kemarin.

Namun, ia mengatakan, jika persoalan ini terkait dengan perusahaan, harus diselesaikan sendiri. "Kalau ada yang merasa ditipu, silakan menuntut, pemerintah kan tidak pernah menjamin investasi," ujar Fuad.

Fuad mempersilakan pihak mana pun melaporkan Badan Pengawas jika terjadi pelanggaran pasar modal. Dia memastikan Bapepam pasti akan menyelidiki jika ada kecurangan. "Kalau mereka minta investigasi, pasti kami akan bantu," tuturnya.

Sedangkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal M. Luthfi menyatakan tak mengetahui perihal surat Richard Armitage kepada pemerintah Indonesia yang ditembuskan kepadanya. "Saya tidak tahu ada surat itu, saya belum baca," ujarnya ketika dimintai konfirmasi kemarin.

Luthfi, yang mengaku sedang di luar kota, mengatakan, kalaupun ia telah membaca surat tersebut, ia tak bisa berbuat banyak. "Itu menyangkut pasar finansial, di luar kewenangan saya," katanya.

ALI NUR YASIN | DESY PAKPAHAN | BUNGA MANGGIASIH

Berita terkait

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

46 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

Pemerintah telah melelang Surat Utang Negara hari ini Rabu, 13 Maret 2024. Total nominal yang dimenangkan mencapai Rp 24 triliun.

Baca Selengkapnya

Minat Investor pada Surat Utang Negara Tinggi

13 Desember 2023

Minat Investor pada Surat Utang Negara Tinggi

Pemerintah menyebut minat investor pada lelang Surat Utang Negara (SUN) terakhir tahun ini relatif baik.

Baca Selengkapnya

Surat Utang Negara: Pengertian, Jenis, dan Keuntungannya

17 November 2023

Surat Utang Negara: Pengertian, Jenis, dan Keuntungannya

Surat Utang Negara adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh pemerintah. Berikut ulasannya.

Baca Selengkapnya

Memahami 4 Jenis Investasi Jangka Pendek dan Tips Memulainya

16 Agustus 2023

Memahami 4 Jenis Investasi Jangka Pendek dan Tips Memulainya

Investasi jangka pendek adalah bentuk investasi dengan jangka waktu yang relatif singkat. Simak penjelasan 4 jenis dan cara memulainya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Terbitkan Samurai Bonds Senilai Rp11,35 T, Apa Artinya?

23 Mei 2023

Pemerintah Terbitkan Samurai Bonds Senilai Rp11,35 T, Apa Artinya?

Surat Utang Negara dalam valuta asing berdenominasi Yen Jepang (Samurai Bonds) setara Rp11,35 triliun itu diterbitkan pada 19 Mei 2023. Ini artinya.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa itu Surat Utang Negara dan Tujuan Penerbitannya

9 Januari 2023

Ketahui Apa itu Surat Utang Negara dan Tujuan Penerbitannya

Surat Utang Negara merupakan salah satu surat berharga yang dapat dijadikan investasi. SUN ini diterbitkan dalam bentuk yang dapat diperdagangkan dan tidak.

Baca Selengkapnya

Lelang 7 Seri Surat Utang Negara Hari Ini, Pemerintah Raih Rp 19,2 Triliun

3 Januari 2023

Lelang 7 Seri Surat Utang Negara Hari Ini, Pemerintah Raih Rp 19,2 Triliun

Lelang surat utang negara atau SUN dilaksanakan pada Selasa, 3 Januari 2023, pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Lelang 7 Surat Utang Negara Hari Ini, Pemerintah Targetkan Kantongi Rp 23 Triliun

3 Januari 2023

Lelang 7 Surat Utang Negara Hari Ini, Pemerintah Targetkan Kantongi Rp 23 Triliun

Pemerintah bakal melelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) hari ini, Selasa, 3 Januari 2023. Pelaksanaan lelang akan dimulai pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Mengelola Utang Negara Melalui Pinjaman dan Hibah

22 Oktober 2022

Mengelola Utang Negara Melalui Pinjaman dan Hibah

Pemanfaatan utang negara yang produktif serta sumber pembiayaan yang efisien dan berisiko rendah akan meringankan beban generasi mendatang.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Tekanan Aliran Modal Asing Keluar Meningkat pada Kuartal III - 2022

20 Oktober 2022

Gubernur BI Prediksi Tekanan Aliran Modal Asing Keluar Meningkat pada Kuartal III - 2022

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan tekanan aliran modal asing yang ke luar Indonesia terus meningkat terutama dalam bentuk investasi portofolio.

Baca Selengkapnya