Pemalsu Uang Pakai Pupuk Fosfor untuk Menipu

Reporter

Editor

Kamis, 16 April 2009 10:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pelaku pemalsuan uang kini menggunakan teknologi yang makin canggih. "Kualitas uang palsu meningkat, sehingga makin sulit membedakannya dengan uang asli," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Rochadi usai membuka Diskusi Arah dan Strategi Kebijakan Penanggulangan Pemalsuan Uang Rupiah di kantornya, Kamis (16/4).

Meskipun bank sentral selalu memperbaiki fitur pengamanan uang asli, kata Budi, pemalsu dengan cepat meningkatkan pula teknologi yang digunakannya.

Menurut Wakil Direktur Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Komisaris Besar Polisi Subagyo, pelaku memakai 8-14 tahap pembuatan uang palsu untuk mendapatkan hasil yang mendekati sempurna. "Mereka menggabungkan teknik sablon dan teknologi mutakhir," kata dia.

Uang asli dipindai lalu dicetak dengan proses separasi multiwarna. Kertas juga diberi pupuk fosfor agar menyala jika diletakkan di bawah sinar ultraviolet. Pelaku memalsukan intaglio, atau cetak timbul, dengan memberi bubuk khusus agar uang terasa kasar jika diraba.

Kepala Staf Harian Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu Landjar Sutarno berpendapat, untuk mencegah uang palsu, semestinya pemerintah membatasi, mendaftar, dan mengawasi mesin pencetak canggih maupun pencetak biasa. Selain itu, kesadaran masyarakat akan uang palsu perlu ditingkatkan. "Akses bagi masyarakat untuk melaporkan kasus atau informasi uang juga harus dipermudah," kata dia.

BUNGA MANGGIASIH

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

17 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

19 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya