Simpanan yang Tak Dijamin Seharusnya Diumumkan

Reporter

Editor

Senin, 6 April 2009 19:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diminta mengumumkan bank-bank yang menetapkan suku bunga simpanan di atas tingkat bunga wajar yang dijamin LPS. Tujuannya untuk mendorong bank menurunkan bunga kredit.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, pengumuman tersebut bisa mengurangi penetapan suku bunga tinggi untuk menjaring likuiditas sehingga biaya dana bank bisa dikurangi yang pada ujungnya akan mendorong penurunan suku bunga kredit.

"LPS seharusnya mengumumkan bank-bank yang menetapkan bunga di atas bunga LPS dan simpanan yang tidak dijamin karena bunga tinggi itu," kata Yudhi di Jakarta, Senin (6/4).

Dia menjelaskan, kalau menunggu terbentuknya undang-undang tentang jaring pengaman sektor keuangan dan penjaminan pinjaman antar bank untuk mengatasi likuiditas dan mempercepat penurunan bunga kredit maka waktu akan terbuang cukup lama.

Langkah alternatif yang bisa dijalankan adalah dengan mengoptimalkan fungsi LPS untuk mengumumkan jumlah simpanan yang tidak dijamin karena suku bunga tinggi sekaligus mengumumkan bank-bank yang tingkat bunga simpanannya di atas suku bunga wajar LPS.

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani berpendapat, perbankan takut menurunkan suku bunga simpanannya karena khawatir terjadi migrasi simpanan dana nasabah ke bank lain.

Padahal, selisih suku bunga simpanan perbankan dengan suku bunga LPS maupun suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) sudah sangat jauh. "Perlu juga LPS mengumumkan daftar simpanan yang tidak dijamin dengan tujuan menjadikan persaingan suku bunga lebih sehat," ujar dia.

Sesuai regulasi LPS memang menjamin simpanan hingga Rp 2 miliar. Namun, penjaminan itu berlaku bagi simpanan yang mendapatkan bunga tidak lebih tinggi dari tingkat bunga wajar yang ditetapkan LPS. Artinya, meskipun simpanan nasabah di bawah Rp 2 miliar, tapi bunga yang didapat lebih tinggi dari bunga LPS, maka simpanan tersebut tidak dijamin.

Menurut Aviliani, masyarakat perlu diedukasi soal ketentuan tersebut karena tidak semua mengetahui ahl tersebut.

EKO NOPIANSYAH

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

4 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

5 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

5 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya