TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden akan mengeluarkan inpres tentang paket kebijakan ekonomi pasca program IMF, 15 September mendatang. Hal tersebut menjadi salah satu hasil sidang kabinet yang dipimpin langsung Presiden Megawati Soekarnoputri di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (4/9). Kecuali dua orang menteri yang tengah keluar kota, Menkokesra Jusuf Kalla dan Menkeu Boediono, idang dihadiri semua jajaran menteri dalam Kabinet Gotong Royong. Paket kebijakan ekonomi yang dimaksud, tidak hanya terfokus pada kebijakan tahun 2004, melainkan pada sisa tahun 2003 ini sebagai masa persiapan pasca program IMF. Usai sidang, Menko perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti mengatakan, sidang kabinet tidak difokuskan pada naskah inpres, melainkan pada materi dari inpresnya. Ada tiga elemen utama isi dari inpres tersebut, yakni program stabilisasi ekonomi, restrukturisasi dan reformasi sektor keuangan, serta peningkatan investasi, ekspor, dan penciptaan lapangan kerja. Elemen-elemen itu akan tercantum dalam matriks, sebagai lampiran dari inpres. Dijelaskannya, dalam matriks itu dijelaskan secara detail tentang rencana kerja pemerintah, yang meliputi kebijakan, rencana tindakan, keluaran dan sasaran waktu. Sebelum Inpres tersebut terbit, Presiden memberikan waktu hingga tanggal 10 bulan ini bagi anggota kabinet untuk memberikan masukan, perbaikan, atau pun tambahan. Tanggal 10 September harus sudah masuk ke saya, kata Dorodjatun. Selanjutnya, matriks yang telah diserahkan ke menko perekonomian akan dirapikan oleh tim teknis. Tim ini terdiri dari pejabat dari empat instansi yakni BI, Depkeu, Bappenas, dan Kantor Menko Perekonomian. Tim itu akan menyelesaikan matriks yang akan menjadi lampiran inpres. Diharapkan begitu inpres keluar tanggal 15, lampiran sudah rampung, kata Dorodjatun. retno sulistyowati/TNR