DPR Tolak Wacana BLU Batu Bara, ESDM: Diskusi Sedang Berlangsung
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Kodrat Setiawan
Kamis, 20 Januari 2022 19:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Ridwan Djamaluddin, mengatakan rencana pembentukan Badan Layanan Umum untuk pungutan batu bara masih dibicarakan antar kementerian.
"Sedang didiskusikan antar kementerian. Ada beberapa aspek yang sedang dalam pendalaman. Diskusi sedang berlangsung. Masukan Komisi VII juga menjadi bagian yang didiskusikan," ujar Ridwan dalam konferensi pers, Kamis, 20 Januari 2022.
Pada rapat antara Kementerian ESDM dan Komisi Energi DPR, rencana tersebut menuai kritik. "Komisi VII DPR RI tidak menyetujui apabila penanganan batu bara DMO dilakukan dengan skema BLU," ujar Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat Sugeng Suparwoto membacakan hasil kesimpulan rapat Kamis, 13 Januari 2022.
Sugeng sebelumnya mengingatkan bahwa BLU untuk batu bara dan sawit memiliki karakter yang berbeda. "Saya kira ini perlu kajian mendalam karena karakternya berbeda," ujar dia.
Dengan akan dibentuknya BLU, nantinya PLN pun akan diminta membeli batu bara di harga pasar. Adapun selisih harga pasar dengan harga acuan DMO nantinya akan digantikan dari dana kelolaan BLU tersebut.
Ketimbang menciptakan skema baru, Sugeng menilai pemerintah seharusnya tetap menggunakan kebijakan Domestic Market Obligation. Pasalnya, kebijakan tersebut sudah jelas tercantum dalam Undang-undang Mineral dan Batu Bara.
<!--more-->
"Nanti bagaimana agar bisa memenuhi keadilan bagi semua, PLN, pemerintah, dan pelaku usaha itu saya kira langkah selanjutnya. Tapi bentuk kelembagaan dan mekanisme proses, saya kira yang sesuai UU saja dulu," ujar Sugeng.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menjelaskan rencana BLU yang akan dibentuk untuk pungutan batu bara. Ia berujar pungutan ini akan merujuk kepada BLU yang telah berjalan untuk komoditas kelapa sawit, yaitu Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Arifin mengatakan selama ini tak semua perusahaan baru bara memenuhi DMO. Di sisi lain, tak semua batu bara yang diproduksi di dalam negeri juga spesifikasinya dibutuhkan untuk domestik.
"Rencananya itu akan dikenakan kutipan berapa per ton. Dana kutipan itu akan digunakan mendukung dana PLN," kata Arifin.
Setelah adanya BLU ini, PLN nantinya akan diminta membeli pasokan batu bara dengan harga pasar. Lantas, selisih harga pasar dengan harga acuan DMO nantinya akan dikembalikan dari dana kutipan perusahaan batu bara tersebut.
CAESAR AKBAR
Baca juga: Bos Kapal Api Ungkap Soal Kecenderungan Konglomerat Hindari Pajak, tapi Sulit
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.