Rupiah Lemas, Pengusaha Was-was

Reporter

Editor

Minggu, 26 Oktober 2008 16:09 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat pengusaha harus berhati-hati. "Kalau dulu kami senang karena harga produk kami dalam dolar turun dan ekspor jadi lebih bergairah. Tapi sekarang belum tentu, karena daya beli pasar luar negeri, terutama AS, masih lemah," ujar Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Ambar Tjahyono, Minggu (26/10) siang.

Apalagi, kini banyak produsen yang mengimpor bahan bakunya. Nilai rupiah yang turun hingga menembus Rp 10 ribu per dolar otomatis membuat harga bahan baku naik. Pengusaha mebel, kata Ambar, mendatangkan kayu ek dan hardwood (sejenis jati) dari Selandia Baru, Australia, dan Burma. Bahan pelengkap seperti engsel dan kunci juga diimpor dari Jerman.

Begitu pula dengan industri alas kaki. "Kami mengimpor 60 persen bahan baku sepatu," kata Komisaris PT Adis Dimension Footwear Djimanto. Lem, kulit, dan aksesoris diimpor Adis dari Korea Selatan, Cina, dan India. "Bahan baku yang kami perlukan itu tidak ada di dalam negeri, atau kalau ada, harganya terlalu mahal," kata Djimanto, memaparkan.

Sementara ini, belum ada masalah bagi Adis yang memproduksi dan mengekspor sepatu bermerek Nike serta Adidas, karena bahan baku dulu diimpor saat rupiah lebih kuat. "Yang repot kalau tiba saatnya kami mengimpor bahan baku lagi, harganya pasti sudah mahal," tutur Djimanto.

Bagaimanapun, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi percaya dunia usaha masih cukup kuat. "Rupiah di level Rp 10 ribu hingga Rp 11 ribu masih reasonable," kata Sofjan. Ia berpendapat, di kurs itu pengusaha masih bisa bernapas. "Lagipula pelemahan rupiah tak begitu parah dibandingkan mata uang negara lainnya."

Menurut Sofjan, pengusaha memang akan pusing karena harus menghitung ulang biaya. "Tapi selama pemerintah bisa menjelaskan dengan baik dan tidak membuat panik, semuanya masih aman," kata dia. Selain itu, Sofjan juga menyarankan pemerintah untuk terus memperkuat pasar dalam negeri.

Bunga Manggiasih

Berita terkait

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

9 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

13 jam lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

14 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

19 jam lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

1 hari lalu

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan bakal menegakkan aturan soal pelaku usaha jasa titip atau jastip yang berbelanja barang titipan orang lain dari luar negeri. Ia meminta agar Bea Cukai menertibkan pelaku usaha jastip yang masih bandel terhadap aturan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

1 hari lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

1 hari lalu

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

1 hari lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

2 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

3 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya