TEMPO Interaktif, Jakarta:Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan Kamis (3/01) terkoreksi tipis 1,946 poin ke level 381,512. Analis memperkirakan turunnya indeks ini sebagai imbas melejitkan harga saham pada penutupan akhir tahun hingga 12 poin. Analis Niaga Securities, David Ferdinandus, kepada Tempo News Room, mengatakan hari ini tidak ada sentimen positif di pasar. Orang lebih suka melakukan pola perdagangan jangka pendek. Faktor regional yang mengalami penguatan tipis, juga tidak begitu memberikan pengaruh besar terhadap market. David memperkirakan indeks besok tidak akan bergerak kuat. “Nanti akan lebih mengarah kepada pergerakan rupiah, kalau melemah indeks akan melemah. Begitu juga sebaliknya,” jelasnya. Ia mengatakan indeks akan sangat tergantung pada pergerakan saham Telkom. “Dengan kata lain, kalau Telkom mengalami penurunan lebih dari dua poin, indeks punya kecenderungan melemah,” ujar dia. Namun ia mengatakan bahwa esok hari tekanan jual sudah agak mereda. Walaupun pada sesi awal mungkin masih akan mengalami tekanan turun. Namun, kemungkinan di akhir sesi akan bergerak di kisaran sempit di range 375–385. Pada perdagangan penutupan hari ini, indeks saham paling likuid, LQ 45, juga mengalami koreksi sebesar 0,519 poin ke level 77,604. Sedangkan Jakarta Islamic Indeks (JII) turun 0,269 poin ke level 58,751. Sepinya pasar terlihat dari frekuensi perdagangan hanya sebanyak 5.612 kali transaksi, sebanyak 219,489 lot saham berpindah tangan, senilai Rp 152,4 miliar. Sebanyak 42 saham mengalami kenaikan, 50 saham turun, dan 290 tidak berubah. Saham unggulan yang turun adalah Gudang Garam (GGRM) mengalami penurunan sebesar Rp 100 menjadi Rp 8.200. Telkom (TLKM) turun Rp 75 menjadi Rp 2.825. Indosat (ISAT) turun Rp 50 menjadi Rp 8.900. Unilever (UNVR) naik Rp 200 menjadi Rp 16.700. Saham unggul yang tidak bergerak adalah HM Sampoerna (HMSP) pada posisi Rp 3.350. Demikian juga untuk saham Astra Internasional (ASII) stagnan di posisi Rp 1.875. (andi dewanto-tempo news room)