Buntut Penundaan Kenaikan Tarif Telepon, Telkom Batalkan Dua Proyek

Reporter

Editor

Selasa, 15 Juli 2003 16:14 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Penundaan kenaikan tarif telepon oleh pemerintah, membuat PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. menyiapkan contingensi plan. Rencana pengganti ini bertujuan untuk menjaga kinerja perusahaan tetap baik, seperti yang diharapkan para pemegang saham perusahaan telekomunikasi itu. Menurut Direktur Utama Telkom Kristiono, ada dua langkah yang dilakukan dalam rencana ini. Yaitu, meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan efektivitas. "Ada beberapa komponen biaya yang bisa kita efisienkan, (yaitu biaya untuk) investasi, eksploitasi dan lebih banyak memakai sumber-sumber pembiayaan yang murah," katanya kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (16/1). Peningkatan volume penjualan, menurut Kristiono, dimungkinkan karena tahun 2002 saja permintaan sambungan telepon bisa mencapai 2,5 juta. "Demand-nya masih besar, dan belum bisa terlayani oleh kita," ujar dia. Padahal, lanjutnya, kapasitas pembangunan oleh perusahaan sedang menurun, yakni sekitar 300 ribu SST per tahun (sebelum krisis, kapasitas pembangunan Telkom bisa mencapai 1 juta SST per tahun). Jika saja kenaikan tarif telepon sebesar 15 persen jadi diberlakukan, tutur Kristiono, Telkom berencana membangun 600 ribu SST tahun ini. Tapi karena terjadi penundaan kenaikan, perusahaan kemungkinan hanya membangun 300 ribu SST. Selain itu, biaya pembangunan SST juga turun dari rencana semula, dan kemungkinan biayanya sama dengan tahun lalu, yaitu sebesar Rp 2,1 triliun. Menyikapi penundaan kenaikan tarif ini, kata Kristiono, Telkom juga akan membatalkan dua proyek pembangunan public switch telephone number (PSTN) senilai US$ 300 juta. Proyek ini termasuk dalam proyek pembangunan jaringan telepon T-21. Sedangkan pembangunan jaringan telepon T 21, dua Code Defisiensi Multiple Acces (CMDA) tetap akan dilanjutkan. Karena biayanya relatif lebih murah ketimbang PSTN. Menurut Kristiono, Telkom akan membangun 1,6 juta sambungan satuan telepon (SST) untuk proyek CDMA, hingga tahun 2006. Dia membandingkan, untuk setiap SST dibutuhkan dana sebesar US$ 160-170, sedangkan untuk PSTN mencapai US$ 200. Karena itulah, lanjutnya, perusahaan harus menekan biaya-biaya investasi yang terlalu tinggi, seperti PSTN. Sedangkan CDMA yang merupakan jaringan telepon tanpa kabel akan tetap dilanjutkan. Sedangkan mengenai sumber pembiayaan untuk investasi, katanya, yang semula sepenuhnya ingin ditanggung Telkom maka karena penundaan tarif, pembiayaan dilakukan berdasarkan komposisi bagi hasil (revenue sharing). Komposisinya, Telkom membiayai 60 persen dan 40 persen oleh mitra kerjanya (BOT). "revenue sharing yang dominan kita lakukan hingga 2006. Sedangkan biaya investasi dan operasi kita lihat lagi," imbuhnya. Potensi Kerugian Menurut Kristiono, potensi kerugian yang diderita Telkom akibat penundaan tarif telepon ini yaitu kehilangan pendapatan sebesar 8-9 persen. Sebenarnya dengan kenaikan tarif rata-rata 15 persen maka yang sesungguhnya efektif naik adalah 11-12 persen. Dan pendapatan tambahan sebesar 8-9 persen. Dia juga menjelaskan, biaya barang-barang untuk modal (capital expenditure/CAPEX) perusahaan untuk jaringan tetap di tahun 2002 sebesar Rp 2,1 triliun dan secara grup usaha sekitar Rp 7 Triliun. Sedangkan untuk tahun ini, CAPEX bagi Telkomsel, operator selulernya, tidak berubah yaitu sekitar Rp 5 Triliun. Sedangkan untuk jaringan tetap akan kembali direvisi akibat penundaan kenaikan ini. "Tapi minimalnya masih sama dengan tahun lalu, yaitu Rp 2,1 triliun," imbuhnya. Yura Syahrul TNR

Berita terkait

Kemenhub Ungkap Identitas 3 Korban Pesawat Jatuh di Sunburst BSD

8 menit lalu

Kemenhub Ungkap Identitas 3 Korban Pesawat Jatuh di Sunburst BSD

Kementerian Perhubungan menyampaikan evakuasi korban pesawat jatuh di Sunburst, BSD sekitar pukul 17.40 WIB.

Baca Selengkapnya

Sebab Kurang Tidur Bikin Orang Selalu Lapar

11 menit lalu

Sebab Kurang Tidur Bikin Orang Selalu Lapar

Pakar biologi menjelaskan kurang tidur membuat tubuh mencari tenaga dari makanan sehingga merasa selalu lapar.

Baca Selengkapnya

BREAKING NEWS: Helikopter yang Bawa Presiden Iran Mendarat Darurat, Tim SAR Masih Mencari Raisi

15 menit lalu

BREAKING NEWS: Helikopter yang Bawa Presiden Iran Mendarat Darurat, Tim SAR Masih Mencari Raisi

Helikopter yang mengangkut Presiden Iran Ebrahim Raisi dikabarkan mendarat darurat. Upaya penyelamatan belum berhasil.

Baca Selengkapnya

Rujak Uleg Surabaya yang Tak Sekedar Festival

16 menit lalu

Rujak Uleg Surabaya yang Tak Sekedar Festival

Pemerintah Kota Surabaya menggelar Festival Rujak Uleg 2024 di Balai Kota, Ahad pagi, 19 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tecnam P2006T , Pesawat yang Jatuh di BSD

22 menit lalu

Mengenal Tecnam P2006T , Pesawat yang Jatuh di BSD

Sebuah pesawat jenis Tecnam P2006T jatuh di kawasan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan, pada Minggu, 19 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

31 menit lalu

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

Event lari Pejuang Run di Yogyakarta, Ahad, 19 Mei 2024, digelar untuk menyambut Hari Kebangkitan Nasional.

Baca Selengkapnya

Gunung Marapi Belum Punya Sabo Dam, Bandingkan dengan 272 di Lereng Merapi

34 menit lalu

Gunung Marapi Belum Punya Sabo Dam, Bandingkan dengan 272 di Lereng Merapi

Sumatera Barat membutuhkan sedikitnya 150 unit sabo dam untuk mengantisipasi potensi banjir lahar dan banjir bandang dari lereng Gunung Marapi.

Baca Selengkapnya

Profil Oleksandr Usyk, Petinju Asal Ukraina yang Pegang Lima Gelar Juara Tinju Kelas Berat

36 menit lalu

Profil Oleksandr Usyk, Petinju Asal Ukraina yang Pegang Lima Gelar Juara Tinju Kelas Berat

Oleksandr Usyk sempat bergabung dengan klub sepak bola sebelum menjadi atlet tinju.

Baca Selengkapnya

HUT Dekranas di Solo Signifikan Dongkrak Okupansi Hotel dan Penjualan Restoran

44 menit lalu

HUT Dekranas di Solo Signifikan Dongkrak Okupansi Hotel dan Penjualan Restoran

Solo Paragon Hotel & Residences memberikan penawaran eksklusif untuk pemesanan langsung.

Baca Selengkapnya

Lompat ke Sungai Saat Digerebek Polisi, Heru Tewas Tenggelam

47 menit lalu

Lompat ke Sungai Saat Digerebek Polisi, Heru Tewas Tenggelam

Heru Irlangga tewas tenggelam di Sungai Batangserangan. Ia terjun ke sungai ketika melihat polisi datang ke , Dusun 5 Desa Pekubuan, Tanjungpura.

Baca Selengkapnya