TEMPO Interaktif, Jakarta:Harga produk makanan dan minuman akan meningkat antara lima sampai 10 persen menyusul kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL). Meski "ada juga produk yang mungkin tidak naik," ungkap Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia, Thomas Darmawan kepada pers di Wisma Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Kamis (3/1). Thomas menambahkan kenaikan BBM dan TDL secara signifikan akan berpengaruh pada sektor usaha kecil dan menengah (UKM) dan sektor transportasi. Hal ini, kata Thomas, disebabkan karena UKM tergantung pada transportasi umum. Sementara untuk industri besar kenaikan harga produk kemungkinan tidak akan ada. Pasalnya, BBM untuk industri besar justru menurun 8,4 persen, mulai 1 Januari 2002. Thomas mengakui kenaikan BBM dan listrik akan menjadi beban bagi industri kecil dan menengah. Bagi industri besar, kata dia, kenaikan BBM bisa diantisipasi dengan melakukan efesiensi. Di sisi lain para pengusaha harus memperhatikan para pesaing lainnya. Saat ini pemerintah berusaha mengurangi masuknya barang impor yang diperkirakan akan mengurangi kesempatan bagi konsumen untuk membeli barang impor yang harganya relatif lebih murah. "Ini bertujuan untuk menggerakan sektor industri dalam negeri bekerja," papar Thomas. (Hilman Hilmansyah)