TEMPO.CO, Jakarta - Proses seleksi tahap I anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2017-2022 dinilai cukup menarik. Menteri Keuangan yang juga ketua panitia seleksi, Sri Mulyani Indrawati, menyebutkan 25 orang mengikuti seleksi anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan konsumen.
Jumlah pendaftar untuk jabatan tersebut merupakan yang terbanyak dibanding posisi lain. “Calon yang memilih jabatan Ketua Dewan Audit sebanyak 12 orang,” ujar Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu, 8 Februari 2017.
Sri Mulyani menjelaskan, calon anggota Dewan Komisioner OJK yang lolos seleksi tahap I yang memilih jabatan Ketua Dewan Komisioner sebanyak 15 orang. Calon yang memilih jabatan Wakil Ketua Dewan Komisioner sekaligus Ketua Komite Etik sebanyak 15 orang.
Sementara itu, calon yang memilih jabatan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan 12 orang dan yang memilih jabatan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal 17 orang. Adapun yang memilih jabatan Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya 11 orang.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, dari proses seleksi tahap I anggota Dewan Komisioner OJK, terlihat adanya distribusi 107 peminat akan jabatan yang cukup merata. "Kan, repot sekali kalau ada satu jabatan cuma tiga orang (pendaftar) dan jabatan lain sampai 30 orang," ucap Darmin, yang juga anggota panitia seleksi tersebut.
"Ini adalah pilihan pertama mereka. Saya kira proses seleksi ini menjadi cukup menarik dan pilihannya cukup banyak untuk setiap jabatan."
Lebih jauh, Sri Mulyani menyebutkan 107 calon anggota Dewan Komisioner OJK periode 2017-2022 yang lolos seleksi tahap I akan mengikuti seleksi tahap II. Seleksi tahap II tersebut terdiri atas penilaian yang berdasarkan masukan masyarakat, rekam jejak, dan makalah.
Masukan dari masyarakat tersebut, menurut Sri Mulyani, sangat diperlukan agar panitia seleksi bisa memilih Dewan Komisioner OJK yang memiliki kompetensi, integritas, profesionalitas, dan reputasi yang baik. "Karena industri ini penting bagi perekonomian Indonesia dan masyarakat luas."
ANGELINA ANJAR SAWITRI